Waspada! Penipuan Berkedok Shopee Makin Licik, Ini Modus-modus Terbarunya
![]() |
Ilustrasi - Cek fakta SMS berhadiah dari Shopee. (Dok. Liputan 6). |
PEWARTA.CO.ID - Di era digital yang serba cepat, pelaku kejahatan siber kian lihai memanfaatkan nama besar platform e-commerce untuk menipu pengguna. Salah satu yang paling sering disalahgunakan adalah Shopee, dengan berbagai modus penipuan yang terus berkembang dan makin meyakinkan.
Melalui pernyataan resminya, pihak Shopee mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai bentuk penipuan yang mencatut nama mereka. Modus-modus yang digunakan pun kian variatif, bahkan melibatkan pendekatan yang tampak profesional.
Salah satu trik lama yang masih sering digunakan adalah penyamaran sebagai pihak layanan pelanggan atau bagian dari program afiliasi Shopee. Dalam skenario ini, pelaku biasanya menghubungi korban melalui telepon, SMS, atau aplikasi pesan instan. Mereka berpura-pura menawarkan bantuan terkait akun yang bermasalah atau mengabarkan bahwa korban memenangkan hadiah undian.
Agar lebih meyakinkan, pelaku akan meminta data sensitif seperti kode OTP, informasi pribadi, atau bahkan mendorong korban untuk mengajukan pinjaman online melalui fitur PayLater. Jika korban lengah, data tersebut bisa disalahgunakan untuk menguras saldo atau mengambil alih akun.
Modus lain yang juga banyak memakan korban adalah penawaran kerja sambilan dengan janji imbalan berupa komisi. Tugas yang diminta biasanya ringan, seperti memberikan ulasan produk atau mentransfer sejumlah uang dalam rangkaian simulasi transaksi.
Namun setelah tugas selesai dilakukan, komisi yang dijanjikan tak pernah diberikan. Bahkan, beberapa korban justru diminta menyetor uang lebih banyak dengan alasan agar “level” pekerjaan meningkat dan hasilnya lebih besar.
Ada juga modus penipuan yang dikemas lewat tautan atau file yang dikirimkan kepada korban, seolah-olah berkaitan dengan pesanan Shopee. Ketika diklik, tautan tersebut akan mengarahkan ke situs palsu atau mengunduh malware yang bisa mencuri data penting seperti PIN, OTP, hingga akses akun e-commerce atau perbankan.
Shopee juga mencatat banyak kasus penipuan yang berkedok lowongan kerja. Dalam modus ini, pelaku mengaku sebagai bagian dari tim rekrutmen Shopee dan meminta korban membayar sejumlah uang sebagai “jaminan” untuk lolos wawancara.
Untuk membuatnya tampak sah, pelaku bahkan menyertakan dokumen palsu lengkap dengan kop surat, stempel, dan tanda tangan resmi. Padahal, Shopee tidak pernah memungut biaya dalam proses rekrutmen.
Modus terakhir yang tak kalah merugikan adalah melalui penagihan via virtual account (VA). Pelaku berpura-pura menjual barang, lalu memberikan nomor VA yang sebenarnya digunakan untuk pembelian pribadi. Setelah korban mentransfer dana, pelaku segera membatalkan transaksi agar uang kembali ke akun pelaku.
Dengan semakin canggihnya modus yang digunakan, pengguna Shopee diimbau untuk tidak sembarangan memberikan data pribadi, OTP, atau melakukan transfer ke rekening yang mencurigakan. Jika mendapatkan tawaran kerja, hadiah, atau pesan mencurigakan yang mengatasnamakan Shopee, pengguna disarankan untuk memverifikasi langsung ke layanan resmi Shopee.
Pihak Shopee juga terus berkomitmen untuk meningkatkan keamanan pengguna dan memberikan edukasi rutin agar masyarakat tidak mudah tertipu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Jadi, sebelum tergoda iming-iming hadiah atau pekerjaan, pastikan semua informasi valid dan berasal dari sumber terpercaya!