Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Nilai Tukar Petani Naik di Maret 2025, Tanda Positif untuk Sektor Pertanian

Nilai Tukar Petani Naik di Maret 2025, Tanda Positif untuk Sektor Pertanian
Ilustrasi - Petani perempuan panen padi di sawah. (Dok. Gemawan.org).

PEWARTA.CO.ID - Kabar baik datang dari sektor pertanian. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) nasional mengalami kenaikan pada bulan Maret 2025. Angka NTP tercatat sebesar 123,72, meningkat 0,22 persen dibanding bulan sebelumnya.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menyampaikan dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (8/4/2025), bahwa kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) tumbuh 1,51 persen, melampaui indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 1,29 persen.

“NTP nasional Maret 2025 sebesar 123,72 atau naik 0,22 persen dibanding NTP bulan sebelumnya,” ungkap Habibullah.

Kenaikan NTP tersebut dipicu oleh perbaikan harga pada beberapa subsektor pertanian. Tiga subsektor yang mengalami pertumbuhan NTP ialah hortikultura yang melonjak 3,89 persen, perkebunan rakyat yang naik 0,09 persen, dan peternakan yang menguat 0,46 persen.

Namun demikian, dua subsektor lainnya justru menunjukkan penurunan. Subsektor tanaman pangan turun 0,57 persen dan subsektor perikanan merosot 0,35 persen.

Selain NTP, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) juga mencatat kenaikan 1,70 persen pada Maret 2025. Kenaikan ini terutama didorong oleh peningkatan harga pada kelompok pengeluaran seperti perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga.

Adapun Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) turut meningkat sebesar 1,14 persen menjadi 127,13 pada Maret 2025, menunjukkan daya saing petani dalam menjalankan usaha pertaniannya semakin membaik.

Dalam hal penjualan beras di penggilingan pada 33 provinsi, mayoritas transaksi masih didominasi oleh beras kualitas medium sebanyak 51,92 persen. Sementara kualitas premium menyumbang 36,42 persen, submedium 10,95 persen, dan kualitas pecah 0,71 persen.

“Pada Maret 2025, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp13.207,00 per kg, naik sebesar 0,98 persen dibandingkan bulan sebelumnya,” jelas Habibullah.

Harga beras kualitas medium dan submedium masing-masing naik menjadi Rp12.703,00 dan Rp12.686,00 per kilogram, sementara beras kualitas pecah juga ikut naik ke angka Rp13.040,00 per kilogram.

Namun, jika dibandingkan dengan Maret tahun lalu, justru terjadi penurunan harga beras di hampir semua kualitas. Beras premium turun 9,22 persen, medium turun 9,03 persen, dan submedium turun 6,24 persen. Hanya beras pecah yang mengalami kenaikan tipis sebesar 0,72 persen.

Advertisement