Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Komdigi Gandeng Uni Eropa untuk Belajar Atur Dunia Digital, Fokus ke AI dan Keamanan Siber!

Komdigi Gandeng Uni Eropa untuk Belajar Atur Dunia Digital, Fokus ke AI dan Keamanan Siber!
Komdigi menjalin kerja sama dengan Uni Eropa dalam upaya mempercepat transformasi digital nasional. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID - Kementerian Komunikasi Digital dan Informasi (Komdigi) mempererat kerja sama dengan Uni Eropa dalam upaya mempercepat transformasi digital nasional.

Salah satu fokus kolaborasi ini adalah memperkuat tata kelola digital di tengah derasnya arus perkembangan teknologi global.

Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria, mengungkapkan bahwa Indonesia tengah menjadikan kerangka regulasi digital Uni Eropa, yakni Digital Services Act (DSA) dan Digital Markets Act (DMA), sebagai acuan penting dalam merancang peraturan serupa di dalam negeri.

"Kami pikir Digital Services Act (DSA) dan Digital Markets Act (DMA) adalah salah satu kerangka kerja terbaik. Tentu saja, kami perlu menyesuaikannya di beberapa titik dan telah menjadi tolok ukur bagi banyak negara untuk diperhatikan, begitu pula dengan regulasi artificial intelligence," kata Nezar dalam keterangan resminya.

Nezar menjelaskan bahwa kedua regulasi tersebut dianggap cukup relevan dengan karakteristik masyarakat Indonesia, sehingga hanya membutuhkan sedikit penyesuaian dalam penerapannya.

Ia juga menekankan bahwa transformasi digital di Indonesia tidak hanya soal penerapan kecerdasan buatan (AI), tetapi juga mencakup pengelolaan platform digital dan penguatan keamanan siber.

"Salah satu hal terpenting ketika kita berbicara tentang transformasi digital bagi negara ini, selain kecerdasan buatan juga bagaimana mengelola platform. Keamanan siber adalah satu hal yang perlu kita pelajari juga dalam regulasi platform," tambahnya.

Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, menilai bahwa kerja sama ini akan membawa manfaat besar bagi kedua belah pihak.

Ia menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam mengundang investasi dari perusahaan swasta untuk mendorong pertumbuhan sektor digital seperti yang terjadi di Eropa.

"Yang berarti bahwa regulasi menjadi lebih penting, terutama ketika kita membahas kecerdasan buatan, disinformasi, dan keamanan infrastruktur," jelas Denis.

Denis juga menyoroti peran penting Indonesia dalam program energi terbarukan dan keamanan siber, yang dipandang sebagai langkah strategis ke depan.

Selain itu, ia mengapresiasi kontribusi Indonesia sebagai salah satu paru-paru dunia berkat luasnya hutan tropis di Tanah Air.

"Jadi, kami sangat senang dengan pertukaran kerja sama dengan Indonesia. Dan saya pikir, sekali lagi, sektor digital kami akan sangat senang (partisipasi Indonesia)," ujarnya.