Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Kadin Genjot Ekspor RI ke AS, Daun Kelor hingga Perikanan Jadi Andalan!

Kadin Genjot Ekspor RI ke AS, Daun Kelor hingga Perikanan Jadi Andalan!
Ketum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia terus mendorong perluasan ekspor komoditas unggulan nasional ke pasar Amerika Serikat (AS).

Sejumlah produk mulai dari alas kaki, elektronik, garmen, sektor perikanan, hingga daun kelor disebut-sebut punya potensi besar untuk menembus pasar negeri Paman Sam.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini tengah mengusung strategi untuk mengimbangi surplus perdagangan dengan AS, yang tercatat sebesar USD18 miliar, melalui relokasi impor migas senilai USD40 miliar.

Di saat yang sama, pemerintah dan pelaku usaha juga didorong untuk menggenjot ekspor produk unggulan.

"Indonesia memiliki potensi besar di sektor nontradisional, seperti daun kelor dan perikanan di Nusa Tenggara Timur, yang bisa langsung diekspor ke AS tanpa harus melalui negara lain. Indonesia harus proaktif meningkatkan ekspor," ujar Anindya, Sabtu (26/4/2025).

Anindya juga menyoroti bahwa AS kini semakin gencar memperluas ekspor produknya ke Indonesia, khususnya komoditas pertanian seperti kedelai, gandum, dan kapas.

Salah satu buktinya adalah kunjungan delegasi Cotton USA baru-baru ini ke Indonesia, untuk mendiskusikan perluasan penggunaan kapas AS dalam industri tekstil nasional.

"Ternyata dua hari yang lalu Cotton USA sudah di sini. Mereka sudah ingin menanyakan bagaimana kapasnya bisa dipakai lebih supaya nanti garmen kita kalau masuk ke Amerika, siapa tahu tarifnya rendah bahkan 0%. Jadi yang berpikir seperti ini bukan kita saja," tutur Anindya.

Dalam konteks perubahan lanskap perdagangan global, Anindya melihat Indonesia memiliki peluang besar untuk tampil sebagai pemain utama.

Ia membandingkan situasi saat ini dengan periode "Trump 1.0", di mana Vietnam dan Malaysia berhasil mengambil keuntungan dari perubahan kebijakan perdagangan Amerika Serikat.

Menurutnya, kini Indonesia bisa menjadi pemenang dalam era baru perdagangan, yang ia istilahkan sebagai "Trump 2.0".

Lebih lanjut, Anindya menegaskan pentingnya peran Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) yang dinilai memiliki data komprehensif dalam mendukung rantai pasok nasional.

“Memang transisi satu setengah tahun ke depan tidak akan mudah, tapi jika ini adalah transisi untuk naik kelas, maka itu tidak masalah,” ujar Anindya.