Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Jangan Remehkan Sembelit: Bisa Picu Wasir Hingga Prolaps Rektum

Jangan Remehkan Sembelit: Bisa Picu Wasir Hingga Prolaps Rektum
Ilustrasi - Jangan remehkan sembelit, bisa picu wasir hingga prolaps rektum. (Halodoc.com).

PEWARTA.CO.ID - Masalah buang air besar memang sering dianggap sepele. Banyak orang mengira bahwa tidak buang air besar selama beberapa hari hanyalah gangguan ringan yang akan hilang dengan sendirinya. Namun, anggapan ini bisa sangat keliru.

Sembelit atau konstipasi bukan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman di perut, tapi jika dibiarkan terus-menerus, bisa menyebabkan komplikasi serius yang memengaruhi kualitas hidup secara drastis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk benar-benar memahami mengapa “jangan remehkan sembelit” bukan hanya sekadar peringatan biasa.

Sembelit bukanlah penyakit, melainkan gejala dari sistem pencernaan yang tidak berfungsi optimal. Gejalanya bervariasi mulai dari jarangnya buang air besar, sulitnya mengeluarkan feses, feses keras, hingga perasaan tidak tuntas setelah BAB.

Banyak faktor yang bisa menyebabkan kondisi ini, seperti pola makan rendah serat, kurang cairan, kurang olahraga, stres, hingga efek samping obat-obatan tertentu. Ketika sembelit terjadi secara kronis, tekanan berulang saat mengejan bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Inilah alasan utama mengapa kita harus memberi perhatian khusus pada sembelit dan tidak mengabaikannya begitu saja.

Mungkin sebagian besar dari kita belum menyadari bahwa sembelit kronis bisa menjadi pintu gerbang bagi gangguan kesehatan yang lebih parah, seperti wasir (hemoroid) hingga prolaps rektum. Jika kita terus menyepelekan kondisi ini, maka dampaknya bisa lebih dari sekadar rasa tidak nyaman di perut. 

Apa itu sembelit dan mengapa bisa terjadi?

Sembelit atau konstipasi adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan buang air besar, baik karena frekuensinya yang sangat jarang (kurang dari tiga kali seminggu) maupun karena konsistensi feses yang keras dan sulit dikeluarkan. Penyebab sembelit sangat beragam, tetapi yang paling umum antara lain:

  • Kurangnya asupan serat dalam makanan

  • Minimnya konsumsi air putih

  • Kebiasaan menunda keinginan buang air besar

  • Kurangnya aktivitas fisik

  • Efek samping obat seperti antasida, suplemen zat besi, dan obat nyeri

  • Stres dan gangguan psikologis

  • Gangguan pada sistem pencernaan seperti irritable bowel syndrome (IBS)

Menurut data dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), sekitar 16% orang dewasa di seluruh dunia mengalami sembelit, dan angka ini meningkat tajam pada populasi lansia. Ini menunjukkan bahwa sembelit adalah masalah global yang sangat umum, namun masih sering diremehkan.

Salah satu komplikasi paling umum dari sembelit kronis adalah wasir atau hemoroid. Wasir adalah kondisi ketika pembuluh darah di sekitar anus dan rektum membengkak akibat tekanan yang terus-menerus, terutama saat mengejan saat BAB. Pengejanan ini biasanya terjadi karena feses yang keras dan sulit dikeluarkan.

Terdapat dua jenis wasir:

  1. Wasir internal, yang terjadi di dalam rektum dan biasanya tidak terasa nyeri, tetapi dapat menyebabkan perdarahan.

  2. Wasir eksternal, yang terletak di sekitar anus dan dapat menyebabkan nyeri, gatal, bahkan pembengkakan yang mengganggu aktivitas harian.

Sembelit yang tidak segera ditangani menyebabkan peningkatan tekanan pada pembuluh darah di area tersebut. Lama-kelamaan, pembuluh darah ini bisa melebar dan meradang, lalu berkembang menjadi wasir yang sulit diobati tanpa intervensi medis.

Prolaps rektum: ancaman serius akibat sembelit kronis

Jika kondisi sembelit dan wasir dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, komplikasi yang lebih parah bisa terjadi, yakni prolaps rektum. Prolaps rektum adalah kondisi medis di mana sebagian atau seluruh dinding rektum keluar dari anus. Ini terjadi karena lemahnya jaringan penyangga di sekitar rektum akibat tekanan berulang saat mengejan.

Gejala prolaps rektum antara lain:

  • Munculnya jaringan seperti tonjolan merah muda keluar dari anus

  • Perasaan tidak tuntas setelah buang air besar

  • Kesulitan menahan buang air besar (inkontinensia)

  • Rasa berat atau tekanan di daerah panggul

  • Iritasi dan perdarahan di sekitar anus

Menurut American Society of Colon and Rectal Surgeons (ASCRS), prolaps rektum lebih umum terjadi pada wanita lansia, terutama mereka yang memiliki riwayat kehamilan atau persalinan pervaginam yang sulit, tetapi juga bisa dialami oleh siapa saja dengan sembelit kronis.

Mengabaikan sembelit bisa memperburuk kondisi pencernaan secara keseluruhan, memicu komplikasi fisik, dan bahkan memengaruhi kondisi psikologis seseorang karena stres dan rasa malu akibat gejala seperti perdarahan atau feses yang tidak tertahan.

Menangani sembelit sedini mungkin dapat mencegah komplikasi jangka panjang yang memerlukan penanganan medis invasif, seperti operasi. Selain itu, menjaga kelancaran BAB setiap hari atau setidaknya tiga kali seminggu sangat berperan dalam menjaga kualitas hidup, kebersihan, dan rasa percaya diri.

Cara efektif mengatasi dan mencegah sembelit

Untuk menghindari konsekuensi dari sembelit, berikut beberapa langkah pencegahan yang terbukti efektif:

  1. Konsumsi Serat yang Cukup: Minimal 25–30 gram per hari dari buah, sayur, dan biji-bijian.

  2. Minum Air yang Banyak: Sekitar 2 liter per hari untuk membantu melunakkan feses.

  3. Rutin Berolahraga: Aktivitas fisik membantu memperlancar pergerakan usus.

  4. Jangan Menahan BAB: Biasakan untuk buang air besar segera ketika ada dorongan.

  5. Evaluasi Obat-obatan: Jika sedang mengonsumsi obat penyebab sembelit, konsultasikan ke dokter.

  6. Lakukan Relaksasi dan Manajemen Stres: Karena faktor emosional juga berpengaruh besar pada pencernaan.

Jika langkah-langkah di atas tidak membantu dalam jangka waktu lebih dari dua minggu, sangat disarankan untuk mengunjungi dokter atau ahli gastroenterologi untuk pemeriksaan lebih lanjut.