Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Dokter Spesialis Klarifikasi Mitos Pasien Ginjal Masih Boleh Makan Buah

Dokter Spesialis Klarifikasi Mitos: Pasien Ginjal Masih Boleh Makan Buah
Dokter spesialis klarifikasi mitos: Pasien ginjal masih boleh makan buah. (Dok. Medcom)

Jakarta, Pewarta.co.id – Rumor yang menyebutkan bahwa penderita penyakit ginjal kronis (PGK) tidak diperbolehkan mengonsumsi buah-buahan ternyata tidak benar.

Hal ini ditegaskan oleh dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM, seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi sekaligus anggota Dewan Pertimbangan Perkumpulan Nefrologi Indonesia (Pernefri), dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis.

“Pasien dengan PGK dilarang mengonsumsi jenis buah-buahan. Siapa yang setuju ini? Itu mitos ya,” ujar Tunggul, dikutip dari Pafiilath.org.

Menurutnya, pasien gangguan ginjal masih dapat menikmati buah, asalkan memperhatikan kandungan kaliumnya.

Ia menyarankan untuk memilih buah-buahan yang rendah kalium dan mengonsumsinya dalam porsi yang wajar.

Beberapa jenis buah yang direkomendasikan karena kandungan kaliumnya rendah antara lain apel, anggur, pir, blueberry, raspberry, nanas, cranberry, dan persik.

Sebaliknya, ia menyarankan pasien untuk berhati-hati terhadap buah yang tinggi kandungan kalium seperti pisang, kelapa, kurma, belimbing, alpukat, kiwi, dan jambu biji, karena bisa memperberat kerja ginjal.

Tak hanya membahas soal konsumsi buah, dr. Tunggul juga menyinggung anggapan lain yang tak kalah keliru, yaitu bahwa penggunaan obat hipertensi dalam jangka panjang bisa merusak ginjal.

Menurutnya, justru sebaliknya, obat-obatan yang diberikan bertujuan untuk mengontrol tekanan darah dan membantu memperlambat kerusakan ginjal lebih lanjut.

Ia menekankan pentingnya peran dokter dalam menangani pasien PGK.

“Pasien sebaiknya rutin berkonsultasi dengan dokter yang menangani agar mendapatkan pengobatan yang tepat sesuai kondisi masing-masing,” imbuhnya.

Penyakit ginjal sendiri merupakan kondisi ketika fungsi ginjal terganggu, baik secara akut maupun kronik.

Salah satu penyebab utamanya adalah berkurangnya aliran darah ke ginjal, yang membuat organ ini kekurangan oksigen hingga akhirnya rusak.

Selain itu, infeksi, efek samping obat-obatan, serta paparan zat kimia juga berkontribusi terhadap kerusakan jaringan ginjal.

Dalam kondisi tertentu, penderita PGK juga bisa mengalami hambatan dalam buang air kecil akibat tumor atau batu pada saluran kemih.

Beragam komplikasi serius pun bisa muncul, mulai dari tekanan darah tinggi, anemia, penumpukan cairan dan garam, masalah pada jantung, gangguan metabolisme, serta sindrom uremia kondisi beracun akibat tingginya kadar urea dalam darah.

Sebagai penutup, dr. Tunggul mengingatkan pentingnya deteksi dini dan gaya hidup sehat dalam mencegah penyakit ginjal kronis.

“Sekitar 80 persen kasus PGK sebenarnya bisa dicegah atau diperlambat jika masyarakat memiliki kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ginjal sejak dini,” jelasnya.

Advertisement