Bukan KTP, Ini Data yang Paling Diincar Aplikasi Pinjol
![]() |
Ilustrasi. Bukan KTP, ini data yang paling diincar aplikasi pinjol. (Dok. Unsplash/ ROBIN WORALL) |
PEWARTA.CO.ID - Selama ini, banyak orang meyakini bahwa Kartu Tanda Penduduk (KTP) merupakan dokumen paling vital dalam proses pinjaman online (pinjol).
Namun, anggapan tersebut ternyata tidak sepenuhnya tepat.
Di balik proses verifikasi identitas, ternyata ada jenis data lain yang lebih diutamakan oleh penyedia layanan pinjol dan itu bukanlah KTP.
Meskipun data KTP tetap menjadi syarat utama dalam pengajuan pinjaman, alamat yang tercantum di dalamnya sering kali tidak mencerminkan keberadaan aktual si pemilik.
Hal ini karena banyak orang tinggal dan bekerja di luar kota, bahkan luar pulau, namun belum memperbarui alamat yang tertera di KTP mereka.
Kondisi ini menyulitkan penyedia pinjol dalam melakukan pelacakan atau penagihan.
Alamat pengiriman belanja online jadi sasaran utama
Mengutip informasi dari kanal YouTube Fintect.id, data yang kini paling diburu oleh aplikasi pinjaman online justru berasal dari aktivitas belanja di platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee.
Informasi yang didapat dari alamat pengiriman barang dinilai jauh lebih akurat dibandingkan alamat pada KTP.
Alasannya sederhana ketika seseorang berbelanja secara online, mereka cenderung menggunakan alamat tempat tinggal atau lokasi kerja yang benar-benar mereka tempati saat ini.
Dengan demikian, alamat tersebut memberikan informasi yang lebih terkini dan realistis bagi penyedia pinjol untuk menelusuri posisi peminjam yang mungkin bermasalah dalam membayar utang.
"Karena data ini real-time dan paling valid, maka lebih dicari oleh pihak pinjol. Mereka bisa melacak posisi pengguna lebih akurat melalui aktivitas e-commerce," demikian disampaikan dalam video Fintect.id.
Risiko penyalahgunaan data
Setiap harinya, jutaan transaksi dilakukan melalui platform belanja daring.
Dari aktivitas ini, data penting seperti alamat lengkap, nomor telepon aktif, hingga preferensi konsumen terekam dengan sangat rinci.
Situasi ini membuat data pengguna menjadi incaran empuk, baik oleh pihak legal maupun oknum tidak bertanggung jawab.
Meski platform e-commerce terus meningkatkan sistem keamanan, kekhawatiran masyarakat akan penyalahgunaan data masih tinggi, terutama jika informasi tersebut jatuh ke tangan penyedia pinjol ilegal.
Berbeda dengan sistem pinjaman konvensional yang mengandalkan jaminan fisik seperti BPKB atau sertifikat tanah, layanan pinjol hanya bersandar pada data digital sebagai jaminan utama.
Maka dari itu, alamat pengiriman, kontak darurat, serta daftar kontak di ponsel menjadi aset yang sangat bernilai bagi mereka.