Bisakah Asam Lambung Sembuh Total? Ini Penjelasan Lengkapnya
![]() |
Ilustrasi. (Dok. AI) |
PEWARTA.CO.ID - Penyakit asam lambung, atau yang dikenal secara medis sebagai gastroesophageal reflux disease (GERD), menjadi salah satu keluhan kesehatan yang sering dialami oleh masyarakat saat ini.
Pola makan yang tidak teratur dan gaya hidup yang kurang sehat menjadi pemicu utama munculnya gangguan ini.
Mengutip penjelasan dari Healthline, kondisi ini terjadi ketika cairan asam dari lambung mengalir kembali ke kerongkongan akibat melemahnya katup otot di ujung bawah kerongkongan atau lower esophageal sphincter (LES).
Refluks asam ini menimbulkan berbagai gejala tidak nyaman seperti rasa panas di dada (heartburn), mual, nyeri pada ulu hati, hingga gangguan ringan pada saluran pernapasan.
Apakah GERD bisa disembuhkan sepenuhnya?
Dari sudut pandang medis, GERD tergolong penyakit kronis yang sulit untuk disembuhkan secara permanen.
Namun, bukan berarti penderita harus terus-menerus mengalami gejalanya.
Dalam beberapa kasus, gejala dapat dikendalikan hingga tidak terasa sama sekali, bahkan tanpa perlu terapi medis yang intensif.
Meski demikian, jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini berisiko menimbulkan komplikasi serius, di antaranya:
- Peradangan pada kerongkongan (esofagitis),
- Penyempitan saluran esofagus,
- Terbentuknya luka atau tukak lambung,
Bahkan, dalam kasus ekstrem, bisa berkembang menjadi kanker esofagus.
Strategi efektif mengelola asam lambung
Walaupun tidak selalu bisa sembuh total, banyak penderita berhasil menjalani hidup normal dengan menjaga gaya hidup sehat dan mengikuti saran medis.
Berikut beberapa langkah penting yang direkomendasikan, dikutip dari Pafikepkarimun.org:
1. Mengatur pola makan
Makan dalam porsi kecil tetapi lebih sering (sekitar 4–5 kali sehari) lebih disarankan daripada makan banyak sekaligus.
Hindari makanan yang dapat memicu refluks seperti makanan berlemak, asam, pedas, dan yang mengandung kafein. Jangan langsung berbaring setelah makan.
2. Menurunkan berat badan
Kelebihan berat badan memberi tekanan tambahan pada lambung, yang dapat memperparah gejala.
Dengan menurunkan berat badan, risiko refluks dapat berkurang secara signifikan.
3. Posisi tidur yang tepat
Mengangkat posisi kepala saat tidur sekitar 15–20 cm, misalnya dengan menggunakan bantal tambahan atau memiringkan tempat tidur, bisa membantu mencegah naiknya asam ke kerongkongan saat tidur.
4. Menghindari rokok dan alkohol
Zat nikotin serta alkohol diketahui dapat melemahkan fungsi katup LES.
Menghindari keduanya membantu memperbaiki kondisi penderita.
5. Mengelola stres
Stres berlebihan bisa memperburuk keluhan lambung.
Aktivitas relaksasi seperti yoga, meditasi, atau olahraga ringan bisa sangat membantu dalam mengurangi gejala.
6. Pengobatan medis
Penanganan medis biasanya melibatkan kombinasi obat-obatan sesuai tingkat keparahan, di antaranya:
- Antasida: Menetralkan asam lambung dan cocok untuk gejala ringan.
- Penghambat H2: Seperti ranitidin, berfungsi mengurangi produksi asam.
- Proton Pump Inhibitors (PPI): Misalnya omeprazole dan lansoprazole, efektif dalam menekan produksi asam secara menyeluruh.
- Tindakan operasi: Dalam kasus yang tidak responsif terhadap obat, prosedur seperti fundoplikasi bisa menjadi solusi.
- Kunci utama: Disiplin dan Konsistensi
Mengontrol asam lambung membutuhkan komitmen jangka panjang.
Disiplin menjaga pola makan, mengatur gaya hidup, serta berkonsultasi secara rutin dengan tenaga medis menjadi fondasi penting dalam menjaga kualitas hidup penderita GERD.
Seperti disampaikan dalam Healthline, “Penyakit asam lambung terjadi ketika cairan lambung naik ke kerongkongan karena melemahnya otot sfingter esofagus bagian bawah (LES).”