Zat Besi: Nutrisi Penting Dukung Kecerdasan Anak yang Sering Terlupakan
![]() |
Zat besi: Nutrisi penting dukung kecerdasan anak yang sering terlupakan, ( Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K), Dokter Anak Ahli Tumbuh Kembang Pediatri Sosial). (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Di tengah perhatian besar para orangtua terhadap kecerdasan anak, masih banyak yang belum menyadari bahwa zat besi memainkan peran krusial dalam mendukung tumbuh kembang otak anak.
Selama ini, nutrisi seperti DHA memang kerap jadi sorotan, namun peran zat besi tak kalah penting.
Kekurangan zat besi tidak hanya menyebabkan gejala fisik seperti anak mudah lelah dan kulit pucat, tapi juga dapat mengganggu konsentrasi dan kemampuan belajar.
Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K), seorang dokter spesialis anak dan ahli tumbuh kembang pediatri sosial, menegaskan pentingnya zat besi untuk perkembangan otak anak.
“Pada anak-anak, zat besi merupakan salah satu nutrisi mikro penting untuk proses tumbuh kembangnya," terang Rini, dikutip dari Pafikotabitung.org.
Fungsi zat besi penting dalam perkembangan sistem saraf, sehingga kekurangan zat besi akan sangat mempengaruhi daya pikir yang mempengaruhi fokus dan memori belajar, terutama pada anak dibawah usia 5 tahun,” jelasnya.
Sayangnya, data dari South East Asian Nutrition Survey II Indonesia (SEANUTS II) mengungkapkan bahwa mayoritas anak-anak di Indonesia belum mendapatkan asupan zat besi sesuai rekomendasi.
Rata-rata konsumsi zat besi anak-anak hanya sekitar 65,8% dari angka kecukupan gizi (AKG) yang disarankan.
Kekurangan zat besi ini tidak hanya berdampak pada kondisi fisik anak, tetapi juga kemampuan belajarnya.
Prof. Rini menjelaskan, “Berdasarkan data dokumen dari World Health Organization (WHO), kekurangan zat besi terlihat secara meyakinkan menghambat perkembangan psikomotor dan mengganggu kinerja kognitif anak.
Selain itu, dampak kurangnya zat besi pada anak juga dapat membuatnya jadi mudah letih dan lemas, sehingga membuat si Kecil tidak aktif belajar.
Oleh karena itu, para orangtua perlu waspada jika anak terlihat lemas dan kurang fokus, bisa jadi kekurangan zat besi.”
Sementara itu, Dr. dr. Dian Novita Chandra, M.Gizi, menyebut bahwa pola makan yang tidak seimbang menjadi salah satu faktor utama penyebab kekurangan zat besi.
“Untuk itu, wajib untuk menerapkan pola makan yang tepat sesuai pedoman gizi seimbang, termasuk memaksimalkan pemenuhan zat besi hariannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan menyediakan makanan yang bersumber dari protein hewani kaya zat besi seperti telur, ayam, daging sapi, dan ikan,” jelasnya.
Di samping makanan, susu pertumbuhan terfortifikasi juga disarankan sebagai pelengkap asupan harian zat besi anak. Namun, tidak semua jenis susu mengandung nutrisi yang sama.
Banyak orangtua masih menganggap semua susu di pasaran memiliki kandungan yang setara, padahal faktanya berbeda.
Dr. Dian menambahkan, “Studi menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan Nilai Gizi yang tercantum pada kemasan, susu pertumbuhan terfortifikasi memiliki kandungan nutrisi penting yang lebih banyak seperti Zat Besi, Vitamin C, DHA, Minyak Ikan, dibanding susu kotak cair yang beredar di pasaran.
Lebih jauh, pemberian susu pertumbuhan terfortifikasi pada anak usia 1-3 tahun terbukti bantu penuhi kebutuhan zat besi harian anak sesuai angka kecukupan gizi (AKG) lebih baik optimal,” ujarnya.
Ia juga menyarankan agar orangtua cermat dalam memilih susu untuk anaknya.
“Orang tua dapat memilih susu pertumbuhan yang terfortifikasi dengan zat besi, dan dikombinasikan dengan vitamin C. Karena, kombinasi unik zat besi dan vitamin C dukung penyerapan zat besi 2 kali lipat,” tambahnya.
Salah satu produk yang menawarkan kombinasi unik tersebut adalah SGM Eksplor.
Menurut Anggi Morika Septie, Head of Brand SGM Eksplor, produk ini menghadirkan inovasi yang mendukung kebutuhan nutrisi anak.
“Hadir sebagai satu-satunya susu pertumbuhan yang mengandung IronC(™), kombinasi unik Zat Besi dan vitamin C untuk penyerapan zat besi 2 kali lipat,” ujar Anggi.
Lebih lanjut, untuk membantu orangtua memantau kecukupan zat besi pada anak, tersedia alat bantu digital berupa kalkulator zat besi yang dapat digunakan dalam waktu singkat.
Alat ini membantu deteksi awal risiko kekurangan zat besi sebelum anak dibawa ke layanan kesehatan.
Anggi menegaskan komitmen perusahaannya dalam mendukung terciptanya generasi emas 2045.
“Pemenuhan zat besi yang optimal merupakan salah satu kunci untuk mewujudkan generasi emas 2045. Oleh karena itu, kami akan terus berkomitmen untuk mendampingi orangtua di Indonesia dalam memberikan dukungan nutrisi berkualitas dan edukasi,” pungkasnya.