Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

15 Pekerja Media Tewas di Gaza Sejak Awal 2025, Kekerasan Terus Meningkat

15 Pekerja Media Tewas di Gaza Sejak Awal 2025, Kekerasan Terus Meningkat
15 pekerja media tewas di Gaza sejak awal 2025, kekerasan terus meningkat. (Dok. Getty Images)

PEWARTA.CO.ID - Sejak awal tahun 2025, setidaknya 15 pekerja media kehilangan nyawa di Gaza, demikian menurut laporan terbaru dari Sindikat Jurnalis Palestina.

Laporan ini mengungkapkan lonjakan kasus penangkapan, ancaman, dan pelecehan yang dilakukan Israel terhadap jurnalis.

Laporan yang dirilis kemarin oleh Komite Kebebasan Sindikat tersebut, mendokumentasikan pelanggaran serius terhadap hak-hak jurnalis, termasuk serangan langsung terhadap awak media.

Tercatat, tujuh wartawan tewas pada Januari, diikuti delapan lainnya pada bulan Maret.

Selain korban dari kalangan jurnalis, laporan tersebut juga mencatat bahwa 17 anggota keluarga wartawan turut tewas akibat konflik.

Tak hanya itu, serangan roket dan granat menghancurkan rumah 12 pekerja media, sementara 11 jurnalis lainnya mengalami luka-luka dalam berbagai serangan.

Penangkapan dan ancaman terhadap jurnalis

Kekerasan terhadap pekerja media tidak hanya berupa serangan fisik, tetapi juga termasuk penangkapan sewenang-wenang.

Sindikat Jurnalis Palestina mendokumentasikan penahanan terhadap 15 wartawan, baik saat mereka tengah bertugas maupun di rumah mereka.

Beberapa di antaranya dibebaskan dalam beberapa jam atau hari, sementara sebagian lainnya masih dalam tahanan.

Tak hanya itu, sebanyak 49 ancaman pembunuhan dilaporkan ditujukan kepada para jurnalis.

Dalam banyak kasus, mereka diperingatkan agar menghentikan peliputan dan meninggalkan area konflik.

Peningkatan pelecehan hukum

Laporan juga mencatat peningkatan pelecehan dalam bentuk hukum terhadap pekerja media.

Lebih dari 10 kasus pemanggilan untuk interogasi tercatat, sebagian besar dialami jurnalis dari surat kabar Al-Quds yang berbasis di Tepi Barat.

Mereka dilarang melakukan peliputan di area sensitif seperti Masjid Al-Aqsa dan Kota Tua Yerusalem.

Di Tepi Barat, 117 jurnalis dilaporkan mengalami serangan fisik, tekanan, atau pelarangan peliputan, terutama di wilayah Jenin dan Yerusalem.

Selain itu, Komite Kebebasan juga mendokumentasikan 16 kasus peralatan kerja yang disita atau dihancurkan selama operasi berlangsung.

Konteks situasi Gaza dan tindakan internasional

Aksi kekerasan terhadap jurnalis terjadi di tengah operasi militer Israel di Gaza, menyusul kegagalan upaya perundingan gencatan senjata dengan Hamas.

Serangan Israel yang semakin intens mengakibatkan terputusnya pasokan penting bagi sekitar 2,3 juta penduduk Gaza, mendorong wilayah tersebut ke ambang bencana kelaparan.

Tindakan Israel kini tengah disidangkan di Mahkamah Internasional di Den Haag.

Pemerintah Tel Aviv menghadapi tuduhan berat melanggar hukum internasional, terutama terkait pembatasan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 61.700 orang telah meninggal dunia sejak serangan besar Israel dimulai pada 7 Oktober 2023.

Selain itu, lebih dari 14.000 orang masih hilang dan diduga tewas, dengan mayoritas korban adalah warga sipil.

Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), sebuah lembaga pengawas media yang berbasis di Washington, turut mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya angka kematian di kalangan pekerja media.

Mereka melaporkan bahwa sedikitnya 176 jurnalis hampir semuanya warga Palestina telah terbunuh sejak dimulainya serangan Israel ke wilayah pendudukan.