Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca

Stok BBM untuk Lebaran 2025 Dipastikan Aman, Menteri ESDM: Tidak Ada Masalah

Menteri ESDM sebut stok BBM untuk Lebaran cukup
Stok BBM untuk lebaran 2025 dipastikan aman, Menteri ESDM: Tidak ada masalah

Jombang, Pewarta.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk periode Lebaran 2025 dalam kondisi aman dan mencukupi.

Ia menyebut stok BBM nasional saat ini berada dalam rentang 18 hingga 21 hari ke depan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaannya selama musim mudik.

"Untuk BBM, Alhamdulillah sampai dengan ketersediaan kami di angka 18 hari sampai 21 hari ke depan. Jadi, aman," ujar Bahlil dalam keterangannya yang diterima di Jombang, Sabtu (15/3/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan Bahlil saat melakukan kunjungan dalam rangka Safari Ramadhan ke Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Jumat (14/3/2025), bersama sejumlah pejabat dari DPP Partai Golkar.

Pasokan energi terjaga, termasuk listrik dan LPG

Tak hanya BBM, Menteri ESDM juga memastikan bahwa pasokan energi lainnya, seperti listrik dan LPG, dalam kondisi aman untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri 2025.

Pemerintah bahkan meningkatkan kapasitas pengisian daya untuk motor listrik hingga 7,5 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kemudian, pengisian untuk motor listrik, kami naikkan 7,5 kali lipat dari tahun sebelumnya. Jadi, tidak ada masalah," kata Bahlil, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Dalam beberapa pekan terakhir, Bahlil telah melakukan pengecekan langsung ke sejumlah daerah di Indonesia untuk memastikan ketersediaan BBM.

Beberapa wilayah yang ia kunjungi antara lain Cilegon, Jawa Barat, serta beberapa daerah di Kalimantan.

Berdasarkan hasil pengecekan tersebut, ia menegaskan bahwa tidak ada kendala dalam distribusi energi.

Pemerintah jaga transparansi anggaran subsidi energi

Selain memastikan ketersediaan energi, Bahlil juga menekankan pentingnya pengelolaan anggaran negara yang transparan dan tepat sasaran.

Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan seluruh menterinya agar setiap dana negara yang dikeluarkan benar-benar sampai ke rakyat yang berhak menerimanya.

Dalam APBN 2025, alokasi subsidi energi mencapai Rp420 triliun atau sekitar 15 persen dari total anggaran negara yang sebesar Rp3.621,3 triliun.

Dana tersebut dialokasikan untuk subsidi elpiji sebesar Rp87 triliun, BBM Rp150 triliun, dan listrik Rp180 triliun.

"Maka, menjadi tugas saya memastikan subsidi sampai betul di tangan rakyat yang berhak menerima subsidi," tegas Bahlil.

Ia juga menyoroti harga LPG yang seharusnya tetap terjangkau bagi masyarakat.

Pemerintah telah menetapkan harga subsidi maksimal untuk LPG di kisaran Rp18 ribu hingga Rp19 ribu per tabung.

Namun, di lapangan, masih ditemukan harga yang melonjak hingga Rp23 ribu bahkan Rp30 ribu per tabung.

"Saya akan tertibkan orang yang menjual LPG di atas Rp20 ribu per tabung. Karena negara sudah bayar ke PT Pertamina. Itu hak rakyat yang tidak mampu," kata Bahlil.

Pertamina pastikan ketersediaan BBM dan LPG selama lebaran

Sementara itu, PT Pertamina Patra Niaga juga memastikan bahwa stok BBM dan LPG untuk periode Ramadhan hingga Lebaran 2025 berada dalam kondisi aman.

Pelaksana Tugas Harian (Plt) Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo, mengungkapkan bahwa stok LPG saat ini berada di angka 15,17 hari, minyak tanah 26,20 hari, Pertalite 20,7 hari, Pertamax 22,75 hari, Pertamax Turbo 35,75 hari, solar subsidi 18,04 hari, Dex 31,39 hari, dan Avtur 26 hari.

Seiring meningkatnya mobilitas masyarakat saat Lebaran, Pertamina Patra Niaga memproyeksikan adanya kenaikan permintaan terhadap beberapa jenis BBM, di antaranya:

  • Pertamax naik 16,9 persen
  • Pertalite naik 11,4 persen
  • Pertamax Turbo naik 15 persen
  • Pertamax Green naik 93,5 persen
  • Dex naik 3,2 persen
  • Avtur naik 5,6 persen

Di sisi lain, konsumsi solar subsidi dan Dexlite diperkirakan mengalami penurunan masing-masing sebesar 13,4 persen dan 4,6 persen.

"Penurunan solar ini diperkirakan karena biasanya pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri, beberapa perusahaan industri melakukan libur Lebaran, dan juga operasional logistik sudah mulai berkurang, sehingga secara trennya biasanya memang solar mengalami penurunan," jelas Mars Ega.