Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Mengapa Banyak Karyawan Memilih Resign Setelah Lebaran? Simak Penjelasannya!

Mengapa Banyak Karyawan Memilih Resign Setelah Lebaran?
Ilustrasi. (Dok. Shutterstock)

PEWARTA.CO.ID - Dalam perjalanan karier, ada saatnya seseorang merasa perlu untuk berpindah dari pekerjaan yang sedang dijalani.

Alasan di balik keputusan ini bisa sangat beragam, tergantung pada situasi di tempat kerja maupun faktor pribadi.

Namun, satu fenomena menarik yang sering terjadi adalah banyaknya karyawan yang memutuskan untuk mengundurkan diri setelah libur Lebaran.

Fenomena ini bahkan sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial X (dulu Twitter).

Salah satu unggahan dari akun @workfess menarik perhatian banyak warganet dengan cuitan:

“Siapa yang ada rencana mau resign abis Lebaran cung.”

Unggahan tersebut langsung mendapat banyak tanggapan.

Beberapa pengguna mengungkapkan bahwa mereka memang berencana mengundurkan diri, sementara yang lain masih ragu karena belum mendapatkan pekerjaan baru.

Faktor penyebab karyawan resign setelah Lebaran

Mengutip dari Detikcom, Audi Lumbantoruan, seorang Praktisi dan Konsultan Sumber Daya Manusia (SDM), menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor utama yang mendorong karyawan untuk mengundurkan diri setelah Lebaran.

Salah satu faktor utama adalah kondisi ekonomi yang mulai membaik pasca-pandemi COVID-19.

Banyak karyawan yang sebelumnya menunda resign kini merasa lebih yakin untuk mengambil langkah tersebut.

Selain itu, mereka juga telah menerima Tunjangan Hari Raya (THR), kenaikan gaji, atau bonus, sehingga memiliki pegangan finansial yang cukup untuk beralih ke pekerjaan baru.

“Kalau dalam konteks general, yang ditunggu itu pendapatan THR sama pendapatan bonus. Jadi, ini paling enggak, enggak boleh hilang. ‘Sekecil apapun saya dapatlah,’ prorate atau gimana,” ungkap Audi.

Selain faktor finansial, dorongan untuk mencari pengalaman baru, pengembangan diri, serta kesempatan kerja yang lebih baik juga menjadi alasan kuat.

Menariknya, banyak perusahaan yang mulai membuka lowongan kerja setelah Lebaran karena ditinggalkan oleh karyawan lama yang mengundurkan diri.

“Tapi biasanya kalau habis Lebaran itu banyak juga perusahaan yang cari orang-orang baru karena juga ditinggal karyawan-karyawan yang lama, biasanya terjadi di bulan Mei. Nah, di bulan-bulan ini atau awal bulan kemarin itu sudah banyak yang kirim ‘Surat cinta’, pengunduran diri,” tambahnya.

Tren ‘The Great Resignation’ dan dinamika dunia kerja

Pendapat lain juga datang dari Devie Rahmawati, Pengamat Sosial Universitas Indonesia, yang menyoroti fenomena ‘The Great Resignation’, yaitu tren meningkatnya jumlah pekerja yang berhenti dari pekerjaan mereka.

Menurut Devie, meskipun jumlah manusia di dunia semakin banyak, tidak semua individu memiliki kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Ia juga menekankan bahwa generasi pekerja saat ini memiliki ekspektasi berbeda terhadap lingkungan kerja, termasuk dalam hal fleksibilitas waktu dan sistem kerja seperti Work From Office (WFO) atau Work From Home (WFH).

“Ketika ada talenta oke, perusahaan belum sepenuhnya bertransformasi. Karena generasi baru ini punya tuntutan yang berbeda terkait misalnya culture pekerja, misalnya fleksibilitas waktu, WFO atau WFH, belum lagi kompensasi,” jelas Devie.

Selain itu, laporan dari CNBC Indonesia juga mengungkapkan bahwa banyak karyawan memilih mengundurkan diri meskipun belum memiliki pekerjaan baru dengan tawaran gaji yang lebih baik.

Hal ini bisa terjadi karena setelah menerima THR dan gaji bulanan, mereka juga bisa mencairkan dana Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan yang telah terkumpul selama bekerja.

Dari berbagai faktor yang telah dijelaskan, tidak mengherankan jika banyak karyawan memilih untuk resign setelah Lebaran.

Keputusan ini didorong oleh kombinasi antara kestabilan finansial pasca-THR, keinginan untuk mencari peluang yang lebih baik, serta tren dinamika dunia kerja yang terus berkembang.

Bagi yang mempertimbangkan resign setelah Lebaran, penting untuk merencanakan langkah selanjutnya dengan matang, baik dalam mencari pekerjaan baru maupun dalam mengelola keuangan agar masa transisi tetap berjalan lancar.


Advertisement