Kisah Wafatnya Sayyidah Khadijah di Bulan Ramadhan: Wanita Mulia yang Mendapat Salam Langsung dari Allah SWT
![]() |
Kisah wafatnya Sayyidah Khadijah di bulan Ramadhan: Wanita mulia yang mendapat salam langsung dari Allah ﷻ. (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Sayyidah Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu'anha, istri pertama Nabi Muhammad ﷺ, adalah sosok wanita mulia yang memiliki peran penting dalam sejarah Islam.
Beliau dikenal sebagai Ummul Mukminin (Ibu Orang-orang Mukmin) dan merupakan wanita pertama yang memeluk Islam.
Khadijah juga dikenal sebagai wanita yang mendapatkan salam langsung dari Allah ﷻ, sebuah keistimewaan yang jarang terjadi.
Kisah wafatnya pada bulan Ramadhan menjadi momen penting yang dikenang oleh umat Islam hingga kini.
Latar belakang kehidupan Khadijah Al-Kubro
Khadijah radhiyallahu 'anha lahir dari keluarga terpandang di suku Quraisy.
Beliau dikenal sebagai seorang wanita yang cerdas, berakhlak mulia, dan memiliki reputasi sebagai saudagar sukses.
Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad ﷺ, Khadijah radhiyallahu 'anha telah dua kali menikah dan menjadi janda.
Pertemuannya dengan Nabi Muhammad ﷺ bermula dari hubungan bisnis, di mana Khadijah mempercayakan Nabi Muhammad ﷺ untuk mengelola perdagangannya.
Kagum dengan kejujuran dan integritas beliau, Khadijah kemudian melamar Nabi Muhammad ﷺ dan mereka menikah, hidup bersama selama 25 tahun dalam kebahagiaan dan saling mendukung.
Peran Khadijah radhiyallahu 'anha dalam dakwah Islam
Khadijah adalah pendukung utama Nabi Muhammad ﷺ dalam menyebarkan ajaran Islam.
Beliau memberikan dukungan moral dan material yang tak ternilai harganya.
Ketika Nabi Muhammad ﷺ menerima wahyu pertama di Gua Hira, Khadijah radhiyallahu 'anha adalah orang pertama yang mempercayai dan menenangkan beliau.
Beliau juga mengorbankan seluruh hartanya untuk mendukung dakwah Islam, menunjukkan komitmen dan cintanya yang mendalam terhadap agama dan suaminya.
Keutamaan Khadijah radhiyallahu 'anha dalam hadis
Khadijah radhiyallahu'anha memiliki banyak keutamaan yang diabadikan dalam berbagai hadis.
Salah satu keutamaannya adalah pengakuan Nabi Muhammad ﷺ bahwa Khadijah adalah salah satu dari empat wanita terbaik di dunia dan akhirat.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, yang meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Wanita terbaik yang pernah ada adalah Maryam binti Imran, dan wanita terbaik dari umat ini adalah Khadijah binti Khuwailid." (HR. Bukhari No. 3432, Muslim No. 2430).
Selain itu, Khadijah radhiyallahu 'anha juga dikenal sebagai wanita yang mendapatkan salam langsung dari Allah ﷻ.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Jibril datang kepada Nabi Muhammad ﷺ dan berkata:
"Wahai Rasulullah, ini adalah Khadijah yang datang kepadamu dengan membawa makanan atau minuman. Jika ia datang kepadamu, maka sampaikanlah salam dari Rabb-nya (Allah) dan dariku. Beritahukan kepadanya bahwa Allah telah menyiapkan sebuah rumah di surga untuknya yang terbuat dari mutiara, tanpa kebisingan dan tanpa kelelahan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Mendapatkan salam langsung dari Allah ﷻ adalah keistimewaan luar biasa yang menunjukkan kedudukan tinggi Khadijah radhiyallahu 'anha di sisi-Nya.
Detik-Detik wafatnya Khadijah radhiyallahu'anha
Khadijah radhiyallahu'anha wafat pada hari ke-11 bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah ﷺ hijrah ke Madinah.
Beliau meninggal dalam usia 65 tahun, sementara usia Nabi Muhammad ﷺ saat itu sekitar 50 tahun.
Menjelang wafatnya, Khadijah radhiyallahu'anha mengalami sakit yang cukup lama.
Dalam kondisi tersebut, beliau tetap menunjukkan ketabahan dan keimanannya yang kuat.
Diriwayatkan bahwa saat sakit menjelang ajal, Khadijah radhiyallahu'anha berkata kepada Rasulullah ﷺ:
"Aku memohon maaf kepadamu, Ya Rasulullah, kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu."
Rasulullah ﷺ menjawab:
"Jauh dari itu ya Khadijah. Engkau telah menyokong dakwah Islam sepenuhnya."
Khadijah juga memanggil putrinya, Fatimah Az-Zahra, dan berbisik:
"Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur."
Khadijah kemudian meminta Rasulullah SAW untuk menggunakan kainnya sebagai kafan.
Namun, Rasulullah ﷺ menerima kain kafan dari Allah ﷻ melalui malaikat Jibril sebagai penghormatan khusus untuk Khadijah.
Pengaruh wafatnya Khadijah radhiyallahu'anha terhadap Rasulullah ﷺ
Wafatnya Khadijah radhiyallahu'anha meninggalkan duka mendalam bagi Rasulullah ﷺ.
Tahun wafatnya Khadijah radhiyallahu'anha dan paman beliau, Abu Thalib, dikenal sebagai 'Amul Huzni' atau Tahun Kesedihan.
Kedua sosok ini adalah pendukung utama Rasulullah ﷺ dalam dakwahnya, dan kehilangan mereka merupakan ujian berat bagi beliau.
Setelah wafatnya Khadijah radhiyallahu'anha, Rasulullah ﷺ sering mengenang kebaikan dan pengorbanannya.
Beliau selalu berbuat baik dan menjaga hubungan dengan keluarga serta sahabat-sahabat mendiang Khadijah radhiyallahu'anha.
Ini menunjukkan betapa besar cinta dan penghormatan Rasulullah ﷺ terhadap Khadijah radhiyallahu'anha.
Warisan dan teladan Khadijah radhiyallahu'anha bagi umat Islam
Khadijah radhiyallahu'anha meninggalkan teladan yang luar biasa bagi umat Islam, terutama bagi para wanita.
Keimanannya yang kuat, dukungannya yang tanpa syarat terhadap dakwah Islam, serta pengorbanannya yang besar menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.
Beliau menunjukkan bahwa peran wanita dalam Islam sangat penting dan mulia.