Cara Tepat Menolong Orang yang Mengalami Kejang, Jangan Panik!
![]() |
Ilustrasi - Cara tepat menolong orang yang mengalami kejang. (Dok. Google Image). |
PEWARTA.CO.ID - Saat melihat seseorang mengalami kejang, banyak orang merasa takut untuk menolong karena khawatir akan risiko penularan penyakit. Namun, menurut dokter spesialis neurologi Ranette Roza dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono di Jakarta Timur, kejang bukanlah penyakit menular, sehingga tidak ada alasan untuk ragu dalam memberikan pertolongan pertama.
"Kejang, baik karena faktor trauma, jantung, atau epilepsi, ayan, dan lain-lain itu sama sekali tidak menular, itu bukan suatu penyakit yang bisa menular melalui air liur, droplet, ataupun darah," katanya dalam acara seminar edukasi daring tentang penanganan kejang.
"Jadi, kalau bisa tolong saja. Kasihan pasiennya kalau tidak ditolong," tambahnya.
Dr. Ranette menekankan bahwa memberikan pertolongan pertama kepada seseorang yang sedang mengalami kejang sangat penting untuk mencegah cedera dan komplikasi lebih lanjut. Tindakan yang tepat dapat membantu pasien melewati fase kejang dengan aman dan mengurangi risiko bahaya.
Perawat Suwarni dalam kesempatan yang sama juga mengingatkan bahwa saat menghadapi situasi ini, hal utama yang perlu dilakukan adalah tetap tenang dan tidak panik.
"Saat melihat seseorang kejang, kita harus tetap tenang. Jangan panik, karena kepanikan justru bisa membuat kita salah dalam bertindak," ujarnya.
Berikut adalah langkah-langkah pertolongan pertama yang bisa dilakukan saat seseorang mengalami kejang:
Tetap tenang dan pastikan lingkungan aman
Pastikan area di sekitar pasien bebas dari benda-benda berbahaya yang dapat melukai tubuhnya.
Lindungi kepala pasien
Letakkan sesuatu yang lembut di bawah kepalanya, seperti jaket atau bantal kecil, untuk mencegah benturan keras.
Posisikan tubuh pasien dengan benar
Miringkan tubuh pasien agar air liur atau muntahan tidak menghambat saluran pernapasan dan mencegah tersedak.
Jangan memasukkan benda ke dalam mulut
Perawat Suwarni mengingatkan bahwa memasukkan benda apa pun ke dalam mulut orang yang kejang bisa berbahaya dan menyebabkan cedera, seperti patah gigi atau tersedak.
Catat durasi kejang
Kejang yang berlangsung lebih dari lima menit bisa berbahaya, sehingga segera hubungi layanan kesehatan darurat.
Setelah kejang berhenti, biarkan pasien beristirahat
Pastikan pasien berada dalam posisi yang nyaman dan amati kondisinya. Jika pasien terlihat bingung atau kesulitan bernapas setelah kejang, segera minta bantuan medis.
Dr. Ranette juga menjelaskan bahwa kejang tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga dapat terjadi pada anak-anak. Kejang demam biasanya terjadi pada anak berusia enam bulan hingga lima tahun dan sebagian besar tidak berkembang menjadi epilepsi.
Ia menegaskan bahwa kejang demam umumnya tidak berbahaya bagi orang dewasa di sekitarnya, sehingga jika menemui situasi ini, yang terpenting adalah memberikan pertolongan pertama dengan benar dan segera menghubungi tenaga medis jika diperlukan.
Dengan memahami langkah-langkah yang tepat dalam menangani kejang, masyarakat bisa lebih sigap dalam memberikan pertolongan pertama tanpa takut berlebihan. Penanganan yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan nyawa serta mencegah komplikasi lebih lanjut bagi pasien yang mengalami kejang.