Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca

Cara Menolong Orang yang Mengalami Hipotermia Saat Pendakian

Cara Menolong Orang yang Mengalami Hipotermia Saat Pendakian
Arsip Foto - Petugas SAR mengevakuasi seorang perempuan yang mengalami hipotermia saat mendaki Gunung Klabat di Provinsi Sulawesi Utara. (Dok. ANTARA).

PEWARTA.CO.ID - Pendakian di daerah pegunungan yang memiliki cuaca ekstrem dapat meningkatkan risiko hipotermia. Kondisi ini terjadi ketika suhu tubuh seseorang turun di bawah 35 derajat Celsius akibat paparan dingin dalam waktu lama. Oleh karena itu, memahami cara menolong penderita hipotermia sangat penting bagi para pendaki.

Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Faisal Parlindungan, Sp.PD, menjelaskan bahwa gejala hipotermia bervariasi tergantung tingkat keparahannya.

"Kondisi ini bisa menjadi sangat berbahaya jika tidak segera ditangani dengan tepat," ujarnya di Jakarta pada Senin (3/3/2025).

1. Hipotermia ringan (32-35°C)

  • Tubuh menggigil

  • Kulit pucat dan dingin

  • Bicara melambat atau cadel

  • Denyut jantung dan pernapasan meningkat

  • Kebingungan ringan dan kesulitan berkonsentrasi

2. Hipotermia sedang (28-32°C)

  • Menggigil berkurang atau berhenti

  • Denyut jantung dan pernapasan melambat

  • Koordinasi tubuh terganggu

  • Disorientasi dan kebingungan

  • Perilaku aneh seperti melepas pakaian meskipun kedinginan

3. Hipotermia berat (di bawah 28°C)

  • Tidak sadarkan diri

  • Gangguan irama jantung

  • Pernapasan sangat lambat atau sulit terdeteksi

  • Pupil melebar dan tidak bereaksi terhadap cahaya

Untuk membantu penderita hipotermia, dokter Faisal menyarankan langkah-langkah berikut:

1. Lindungi dari cuaca dingin

"Jika seseorang mengalami hipotermia saat mendaki gunung, langkah pertama yang harus dilakukan adalah segera menghentikan kehilangan panas dan membantu tubuhnya kembali hangat," jelas dokter Faisal.

  • Pindahkan ke tempat yang lebih hangat dan terlindung dari angin, hujan, atau salju.

  • Jika ada tenda, segera masukkan ke dalamnya.

  • Jika tidak ada tempat berlindung, buat penghalang dari tas atau benda lain untuk melindungi dari angin.

2. Ganti pakaian basah

  • Jika pakaiannya basah, segera ganti dengan pakaian kering.

  • Jika tidak ada pakaian ganti, bungkus tubuhnya dengan jaket atau sleeping bag.

3. Gunakan selimut dan kompres hangat

  • Gunakan selimut darurat untuk menahan panas tubuh.

  • Isi botol dengan air hangat dan letakkan di area ketiak, leher, atau selangkangan untuk mempercepat penyebaran panas.

4. Beri makanan dan minuman hangat

  • Jika masih sadar, berikan minuman hangat non-alkohol dan non-kafein seperti teh manis atau cokelat panas.

  • Berikan makanan tinggi kalori seperti cokelat atau kacang untuk membantu tubuh menghasilkan panas.

5. Periksa kondisi penderita

Setelah langkah-langkah di atas dilakukan, dokter Faisal menyarankan untuk memeriksa suhu tubuh penderita apakah sudah kembali normal (36-37°C).

"Hipotermia bisa menyebabkan gangguan ritme jantung (aritmia) dan tekanan darah rendah. Amati apakah ada tanda gangguan kognitif seperti kebingungan atau bicara tidak jelas, yang bisa menunjukkan cedera akibat dingin atau komplikasi lainnya," katanya.

6. Lakukan resusitasi jika diperlukan

Jika penderita tidak merespons atau pernapasannya sangat pelan, segera lakukan resusitasi jantung dan paru-paru (CPR) atau pijat jantung. Selain itu, cari bantuan medis secepat mungkin.

Dengan memahami gejala dan langkah-langkah pertolongan ini, pendaki dapat lebih siap menghadapi risiko hipotermia dan memastikan keselamatan diri serta rekan pendakian mereka.