Anak Lebih Unggul dari AI: Budi Pekerti Jadi Kunci Utama
![]() |
Anak lebih unggul dari AI: Budi pekerti jadi kunci utama. (Dok. Unsplash) |
Jakarta, Pewarta.co.id – Di era teknologi yang semakin maju, kecerdasan buatan (AI) kian berkembang pesat dan mampu meniru banyak aspek dari kecerdasan manusia.
Namun, menurut Certified Positive Discipline Parent Educator, Damar Wahyu Wijayanti, ada satu hal yang membuat anak jauh lebih hebat dibanding AI, yaitu pemahaman terhadap nilai-nilai budi pekerti.
"Ini yang bisa membedakan antara anak-anak di masa depan dengan AI yang serba bisa, di antaranya kemampuannya selalu bertambah sesuai dengan apa yang kita ajarkan, itu adalah sesuatu yang manusia sekali, budi pekerti, empati, belas kasih, itu yang sulit untuk ditiru AI," ujar Damar dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu.
Budi pekerti membentuk pribadi unggul
Menurut Damar, perkembangan anak dipengaruhi oleh nilai-nilai kehidupan yang ditanamkan oleh orang tua sejak dini.
Berbeda dengan AI yang hanya dapat membaca, menjiplak data, dan meniru manusia, anak memiliki kemampuan untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai moral dalam kehidupannya.
Anak yang tumbuh dengan budi pekerti akan memiliki rasa empati yang tinggi, sebuah kualitas yang tidak dimiliki AI.
Meskipun AI bisa lebih pintar dalam memproses informasi, ia tidak memiliki kapasitas untuk memahami perasaan dan emosi secara nyata.
Peran orang tua dalam mendidik anak dan AI
Meskipun anak dan AI sama-sama berkembang sesuai dengan apa yang diajarkan, Damar menekankan pentingnya peran orang tua dalam membimbing anak agar bisa menggunakan AI dengan bijak.
"Jadi sebenarnya terserah kita mau bagaimana untuk bisa mengajarkan anak menggunakan AI dengan bijak. Salah satu cara untuk mengajarkan anak menggunakan AI dengan bijak adalah dengan menanamkan budi pekerti," kata Damar.
Dalam konteks ini, orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk membentuk karakter anak agar tidak hanya bergantung pada AI, tetapi juga tetap mengedepankan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.
Mencegah ketergantungan pada AI
Damar juga menyoroti pentingnya mengajarkan anak untuk menggunakan AI secara bertanggung jawab.
Salah satu contohnya adalah tidak melakukan plagiarisme serta tetap berusaha menyelesaikan tugas secara mandiri.
"Jadi jangan sampai anak malas berpikir, nanti tanya AI saja, dibikinkan tugas sama AI saja. Budi pekerti itu mengajarkan salah satunya adalah tidak gampang menyerah, resiliensi, bertanggung jawab. Jadi sebenarnya AI ini, skill penggunaan AI perlu dikembangkan, tapi juga perlu skill pendamping, agar dia bisa menggunakan AI dengan lebih bijak," jelasnya.