Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Solusi Deteksi Dini Kanker pada Anak
PEWARTA.CO.ID - Pemeriksaan kesehatan gratis yang dicanangkan pemerintah setiap ulang tahun anak dapat menjadi peluang emas untuk mendeteksi kanker lebih dini. Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), menekankan bahwa program ini bisa dimanfaatkan untuk mendukung kesehatan anak secara luas.
"Kita harapkan menjadi salah satu momen untuk melakukan deteksi dini pada anak-anak kita supaya di klinik kesehatan ini juga bermanfaat untuk masyarakat luas," ujar Piprim dalam diskusi daring tentang kanker anak yang diikuti di Jakarta, Selasa (4/2/2025).
Piprim menyoroti bahwa akses layanan kesehatan yang belum merata di berbagai daerah menjadi tantangan utama dalam upaya deteksi dini. Program ini diharapkan dapat menjangkau anak-anak di wilayah terpencil, sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang memadai guna mencegah kanker.
Selain itu, ia juga mengajak seluruh pihak, baik keluarga maupun lingkungan sekitar, untuk berperan aktif dalam mendukung anak-anak yang telah terdiagnosis kanker. Menurutnya, dukungan dari orang-orang terdekat sangat penting dalam proses pengobatan yang sering kali membutuhkan waktu dan biaya yang besar.
"Anak-anak perlu kita kawal apabila memang sudah terjangkit kanker ini. Tentu saja mereka butuh dukungan dari lingkungan, karena tidak hanya anak yang sakit, tetapi satu keluarga juga bisa terdampak. Pengobatan kanker ini memang sangat menyita waktu, dana, dan sebagainya," jelas Piprim.
Berdasarkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan) tahun 2020, diperkirakan dari 80 juta anak di Indonesia terdapat sekitar 10 ribu kasus baru kanker anak setiap tahunnya. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai penyumbang 2,5 persen dari total 90 persen kasus kanker anak di dunia.
Sementara itu, data dari Indonesian Pediatric Cancer Registry yang berasal dari 12 pusat pengobatan kanker di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup anak penderita kanker hingga usia tiga tahun hanya berkisar 20-30 persen. Dari total kasus yang ada, hanya 4-5 ribu anak yang berhasil bertahan karena berbagai kendala, seperti keterbatasan infrastruktur kesehatan dan keterlambatan dalam mendapatkan perawatan medis.
Dengan adanya program pemeriksaan kesehatan gratis, diharapkan semakin banyak anak yang bisa terdeteksi lebih awal, sehingga peluang kesembuhan mereka menjadi lebih besar. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan rutin juga perlu ditingkatkan agar angka keberhasilan pengobatan kanker anak di Indonesia dapat meningkat secara signifikan.