Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca

BUMN Berpotensi Raup Keuntungan Rp327 Triliun per Tahun Usai Dikelola Danantara

BUMN Berpotensi Raup Keuntungan Rp327 Triliun per Tahun Usai Dikelola Danantara
Poster Danantara Indonesia. (Dok. GNFI).

PEWARTA.CO.ID - Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Dony Oskaria, mengungkapkan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peluang untuk meraih keuntungan hingga ratusan triliun rupiah setiap tahunnya jika dikelola secara optimal oleh Danantara.

Dalam pengelolaannya, Danantara membentuk dua perusahaan induk, yaitu Holding Investasi dan Holding Operasional. Holding Investasi berfokus pada pengelolaan dividen serta optimalisasi aset BUMN sesuai arahan Menteri BUMN dan Danantara. Sementara itu, Holding Operasional bertugas mengawasi jalannya operasional BUMN serta berbagai kegiatan usaha lainnya.

Dony menjelaskan bahwa masing-masing holding memiliki Key Performance Indicator (KPI) guna memastikan pengelolaan BUMN tetap berjalan optimal dan mampu memberikan keuntungan maksimal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memaksimalkan investasi agar menghasilkan dividen yang lebih besar. Jika BUMN dapat dikelola secara efektif, keuntungan yang diperoleh bisa mencapai Rp327 triliun per tahun.

“Jika BUMN dikelola dengan baik, maka keuntungan yang dihasilkan, seperti Rp327 triliun per tahun, dapat disetorkan dalam bentuk dividen ke investment company,” ujar Dony saat ditemui di Jakarta, Jumat (28/2/2025).

Sebagai gambaran, Dony menyebutkan bahwa jika dividen yang disetorkan mencapai Rp200 triliun, dana tersebut bisa dioptimalkan untuk meningkatkan kapasitas investasi yang jauh lebih besar, sesuai dengan konsep repayment capacity dalam dunia perbankan.

Dengan model ini, risiko investasi tidak akan langsung berpengaruh terhadap BUMN, karena semua dana investasi akan dikelola dalam sovereign wealth fund yang dikelola oleh Danantara.

“Dengan adanya pemisahan pengelolaan ini, kapasitas ekonomi Indonesia meningkat pesat. Jika sebelumnya investasi hilirisasi sangat bergantung pada investor asing, kini Indonesia dapat mengambil peran lebih besar,” pungkasnya.