Brigade Al-Qassam Hamas Siap untuk Pertukaran Tahanan Keenam
![]() |
Brigade Al-Qassam Hamas siap untuk pertukaran tahanan keenam. (Dok. Tangkapan layar Youtube Al Jazeera) |
Gaza, Pewarta.co.id – Sayap bersenjata kelompok Hamas, Brigade Al-Qassam, telah memulai persiapan untuk pertukaran tahanan keenam dengan Israel, yang merupakan bagian dari tahap awal kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari.
Menurut laporan Anadolu, anggota brigade tersebut telah dikerahkan di wilayah Khan Younis, Gaza selatan, guna mempersiapkan penyerahan sandera Israel kepada Komite Palang Merah Internasional.
Di tengah persiapan ini, kelompok perjuangan Palestina itu juga mengibarkan spanduk yang menolak rencana pemindahan yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump.
Pada hari Jumat, Brigade Al-Qassam secara resmi mengumumkan tiga nama sandera Israel yang akan dibebaskan pada Sabtu sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai.
Ketiga sandera tersebut adalah Alexander (Sasha) Turbanov, Sagui Dekel-Chen, dan Yair Horn. Selain itu, mereka juga merilis daftar 369 tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran ini.
Dalam lima tahap pertukaran sebelumnya, Hamas telah membebaskan 16 warga Israel sebagai imbalan atas pembebasan 766 tahanan Palestina dari penjara Israel, yang sebagian besar terdiri dari perempuan dan anak-anak.
Gencatan senjata di Gaza dan dampak perang
Kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku sejak 19 Januari bertujuan untuk menghentikan serangan militer Israel di Gaza.
Serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 48.200 warga Palestina tewas, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Konflik ini juga mengakibatkan kehancuran besar-besaran di wilayah Gaza.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga tengah menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait operasi militernya di wilayah kantong Palestina tersebut.
Pertukaran tahanan ini menjadi salah satu poin utama dalam upaya meredakan ketegangan antara kedua belah pihak, meskipun situasi di Gaza masih penuh dengan ketidakpastian.