Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca

20 WNA Asal Bangladesh Terdampar di Kepulauan Meranti, Riau

20 WNA Asal Bangladesh Terdampar di Kepulauan Meranti, Riau
20 WNA asal Bangladesh terdampar di Kepulauan Meranti, Riau. (Dok. Ist)

Pekanbaru, Pewarta co id – Sebanyak 20 warga negara asing asal Bangladesh ditemukan terdampar di pesisir pantai Beting Beras, Desa Kuala Merbau, Kecamatan Pulau Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

Kejadian ini terjadi pada Selasa dini hari (4/1) dan langsung mendapat perhatian dari pihak kepolisian, Imigrasi, serta TNI yang turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan.

Pemeriksaan identitas dan dugaan penyusupan

Kepala Kepolisian Sektor Tebingtinggi Barat, Iptu Iskandar Novianto, menyampaikan bahwa dari 20 WNA yang ditemukan, seluruhnya merupakan laki-laki dewasa. Namun, hanya 15 orang di antara mereka yang memiliki paspor.

"Kabarnya untuk sementara ada 20 orang warga Bangladesh yang semuanya laki-laki dewasa.

Cuma yang punya paspor 15 orang, itu yang mau kita cek," kata Iptu Iskandar, Selasa.

Penemuan ini menimbulkan dugaan bahwa mereka telah diselundupkan secara ilegal ke wilayah Indonesia. Pihak berwenang pun segera melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mengungkap dalang di balik kasus ini.

Peran tekong dan insiden di laut

Dari hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa keberadaan para WNA ini melibatkan dua orang tekong lokal dan satu penanggung jawab.

Kedua tekong tersebut berinisial MP, warga Desa Kedabu Rapat, serta SY, warga Desa Melai. Sementara itu, seorang penanggung jawab berinisial D juga diduga terlibat dalam operasi ini.

Menurut informasi yang diperoleh, mereka berangkat dari Kedabu Rapat menuju Pelabuhan Buton di Kabupaten Siak pada Senin (3/2) untuk menjemput 20 WNA tersebut. Namun, perjalanan mereka tidak berjalan sesuai rencana.

Kapal yang digunakan mengalami kendala akibat ombak besar dan angin kencang, sehingga akhirnya terdampar di Pantai Beting Beras.

"Tekong tersebut berangkat dari Kedabu Rapat menuju Pelabuhan Buton, Kabupaten Siak, pada Senin (3/2) untuk menjemput 20 WNA tersebut.

Namun, rencana perjalanan mereka ke Kedabu Rapat berujung gagal usai speedboat yang ditumpangi terdampar di Pantai Beting Beras akibat diterjang ombak dan angin kencang," jelas Iskandar.

Upaya pelarian dan proses penyidikan

Selain berusaha menyelidiki motif keberadaan para WNA ini, aparat juga mendapat laporan bahwa para tekong sempat berupaya melarikan diri saat kapal mereka terdampar. Namun, upaya tersebut tidak sepenuhnya berhasil, karena salah satu dari dua tekong akhirnya berhasil diamankan oleh pihak berwenang.

"Seorang tekong sudah diamankan. Saat ini berada di kantor desa," tambahnya.

Lebih lanjut, pihak kepolisian masih terus melakukan pendalaman untuk mengetahui apakah ada jaringan perdagangan manusia atau penyelundupan WNA yang lebih luas di balik peristiwa ini.

"Para WNA ini memiliki paspor, namun dalam perjalanan sebagian dokumen mereka hilang akibat insiden di laut. Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait motif dan tujuan mereka sebenarnya," ujar Iskandar.

Pihak berwenang kini terus melakukan investigasi mendalam untuk memastikan siapa saja yang bertanggung jawab atas kejadian ini serta kemungkinan adanya sindikat yang lebih besar di balik peristiwa terdamparnya para WNA asal Bangladesh tersebut.