Wamentrans: Peran Dokter Hewan Kunci Sukses Program Makan Bergizi Gratis
Wamentrans Viva Yoga Mauladi memberikan pidato sambutan dalam HUT Ke-72 Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) di Jakarta, Sabtu (11/1/2025). (Dok. ANTARA). |
PEWARTA.CO.ID - Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans), Viva Yoga Mauladi, menekankan pentingnya peran dokter hewan dalam mendukung keberhasilan program makan bergizi gratis. Peran ini dinilai krusial untuk memastikan ketersediaan protein hewani yang menjadi komponen utama dalam pola makan sehat.
"Dokter hewan menjadi bagian penting untuk terlibat memenuhi kebutuhan protein hewani guna mendukung (program) makan bergizi gratis," ujar Viva Yoga dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (12/1/2025).
Menurut Viva Yoga, Indonesia tidak dapat terus mengandalkan impor daging untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Ketergantungan ini harus diatasi dengan memperkuat kemampuan dalam negeri melalui kolaborasi berbagai pihak, termasuk tenaga profesional seperti dokter hewan.
Ia menambahkan, program kerja yang terintegrasi antara berbagai kementerian diperlukan untuk mencapai kemandirian dalam penyediaan protein hewani. Viva Yoga optimis bahwa dengan sinergi yang baik, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan ini secara mandiri.
"Selain berkeinginan untuk mewujudkan swasembada pangan, kita juga wajib untuk terus mengupayakan pemenuhan kebutuhan protein hewani secara mandiri," lanjutnya.
Namun, Viva Yoga mengungkapkan bahwa jumlah dokter hewan di Indonesia saat ini sangat terbatas. Saat ini, hanya terdapat sekitar 13.500 dokter hewan di Indonesia, sementara kebutuhan sebenarnya jauh lebih besar. Ia memperkirakan negara membutuhkan tambahan hingga 50 ribu dokter hewan untuk memenuhi kebutuhan di lapangan.
Keterbatasan ini semakin diperparah oleh fakta bahwa hanya ada 14 perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki Fakultas Kedokteran Hewan (FKH).
Perguruan tinggi tersebut meliputi Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, IPB University, Universitas Syiah Kuala, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin, Universitas Nusa Cendana, Universitas Padjadjaran, Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Mandalika, Universitas Riau, Universitas Negeri Padang, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, dan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
"Ini suatu dilema sebab dari ribuan perguruan tinggi hanya ada empat belas perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran hewan (FKH)," jelasnya.
Untuk mengatasi krisis ini, Viva Yoga mengungkapkan bahwa saat ini sejumlah fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tengah memperjuangkan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pendidikan dan Pelayanan Kedokteran Hewan.
Ia optimis bahwa dengan dukungan mayoritas fraksi, RUU tersebut dapat disahkan menjadi Undang-Undang dalam waktu satu tahun.
"Karena ini untuk kebaikan masyarakat, bangsa, dan negara," tegas Viva Yoga yang juga merupakan alumni Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
Melalui langkah-langkah strategis ini, ia berharap keberadaan dokter hewan di Indonesia dapat mendukung pencapaian swasembada pangan dan program makan bergizi gratis yang berkelanjutan.