Psikolog: Jangan Ambil Keputusan Bercerai dalam Keadaan Emosional
Ilustrasi cincin pernikahan. (Dok. ANTARA). |
PEWARTA.CO.ID - Psikolog Nirmala Ika memberikan nasihat penting bagi pasangan yang sedang mengalami masalah dalam pernikahan mereka. Menurutnya, keputusan untuk bercerai sebaiknya tidak diambil dalam keadaan emosional. Pasangan suami istri perlu memikirkan dengan matang segala aspek sebelum membuat keputusan besar ini.
"Intinya adalah jangan mengambil sebuah keputusan emosional. Ketika memang kita tahu ada masalah yang sudah tidak bisa diperbaiki dan perceraian adalah yang terbaik, itu harus dipertimbangkan dengan hati-hati," ujar Nirmala pada Senin (20/1/2025) malam.
Sebagai psikolog berpengalaman yang juga merupakan pendiri layanan kesehatan mental Enlightmind, Nirmala menjelaskan bahwa perceraian yang diambil dalam kondisi emosi yang tidak stabil atau hanya berdasarkan keputusan sepihak bisa memicu berbagai masalah psikologis. Salah satunya adalah stres atau depresi yang dapat dialami oleh salah satu atau kedua pihak yang terlibat.
Oleh karena itu, Nirmala menyarankan agar pasangan yang menghadapi masalah serius dalam pernikahannya untuk mengkaji ulang dan memikirkan secara matang semua konsekuensi yang akan dihadapi pasca perceraian. Jika perlu, berkonsultasilah dengan profesional untuk mendapatkan pandangan objektif dan membantu menyelesaikan masalah.
"Pasangan yang sudah memikirkan dengan matang akan lebih siap untuk memberitahukan keputusan mereka kepada keluarga, dan diharapkan keluarga pun bisa lebih mudah menerima keputusan tersebut," jelasnya.
Nirmala menambahkan bahwa jika keputusan perceraian sudah dipikirkan dengan hati-hati, pasangan yang bersangkutan akan merasa lebih percaya diri ketika menjelaskan alasan perceraian kepada orang tua atau keluarga mereka. Keputusan ini bisa disampaikan dengan lebih jelas dan terbuka, sehingga keluarga bisa lebih memahami dan memberikan dukungan.
"Kalau dia sudah berani memutuskan bahwa bercerai itu yang terbaik berarti dia sudah mempertimbangkan semua faktor itu. Nah, ketika akhirnya kita harus mengumumkan, yang harus kita ingatkan lagi adalah, ini memang sudah keputusan terbaik buat kita, kita sudah tidak bisa," tambah Nirmala.
Nirmala juga menekankan bahwa anggota keluarga bisa berperan penting dalam menjembatani komunikasi antara pasangan yang ingin bercerai dan keluarga mereka. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa muncul jika pembicaraan dilakukan dalam suasana hati yang emosional.
Di samping itu, ia mengingatkan pasangan yang ingin bercerai untuk berbicara secara jujur dengan keluarga mengenai alasan perceraian.
"Baiknya jujur, dengan jujur kan keluarga juga harapannya lebih bantu memahami. Tapi, kalau memang kejujuran itu sulit, kita bisa bilang alasan lain, misalnya yang lebih mudah diterima," ungkap Nirmala.
Penting bagi pasangan yang hendak bercerai untuk menghindari tindakan emosional sejak awal, agar proses perceraian dapat berjalan dengan lebih lancar dan dengan pertimbangan yang matang. Menyelesaikan masalah pernikahan dengan kepala dingin dan hati terbuka adalah kunci untuk menghadapinya dengan baik.