Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca

Muhammadiyah Dukung Libur Sekolah Selama Ramadan, Ini Alasannya

Muhammadiyah Dukung Libur Sekolah Selama Ramadan, Ini Alasannya
Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID - Wacana libur sekolah selama Ramadan tengah menjadi topik pembicaraan hangat di berbagai kalangan.

Usulan ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Agama, Romo Muhammad Syafi’i, yang menyatakan bahwa ide tersebut belum menjadi agenda resmi pemerintah. Namun, sejumlah pihak, termasuk Muhammadiyah, telah memberikan tanggapannya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyatakan bahwa Muhammadiyah mendukung kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah terkait wacana libur sekolah selama Ramadan.

“Perlu ada pembicaraan terlebih dahulu secara intens,” ujar Haedar, sebagaimana dikutip dari laman resmi Muhammadiyah pada Jumat (17/1/2025).

Menurut Haedar, Ramadan memberikan peluang besar untuk menanamkan nilai-nilai akhlak dan akal budi kepada anak-anak.

Ia menyarankan agar waktu libur selama Ramadan dimanfaatkan secara optimal untuk membangun karakter, budi pekerti, dan akhlak anak-anak Indonesia.

“Sehingga libur seberapa lama pun di bulan Ramadan gunakan untuk membina akhlak, bina akal budi. Di samping juga ada proses pembelajaran,” jelasnya.

Haedar juga menyoroti tantangan yang dihadapi anak-anak Indonesia saat ini, terutama terkait tingginya konsumsi informasi digital melalui perangkat gawai.

Kondisi ini, menurutnya, dapat menyebabkan ketercerabutan budaya sehingga penting untuk memperkuat pembinaan akhlak dan karakter.

Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar, menjelaskan bahwa di lingkungan pondok pesantren, libur Ramadan sudah menjadi tradisi yang diterapkan. Namun, untuk sekolah-sekolah umum, wacana ini masih dalam tahap pembahasan oleh pemerintah.

“Ya, sebetulnya sudah warga Kementerian Agama, khususnya di pondok pesantren, itu libur. Tetapi sekolah-sekolah yang lain juga masih sedang kita wacanakan, tetapi ya nanti tunggulah penyampaian-penyampaian,” kata Nasaruddin.

Lebih lanjut, Menag menekankan bahwa yang menjadi prioritas selama Ramadan adalah kualitas ibadah, bukan semata-mata soal libur sekolah.

“Yang jelas bahwa libur atau tidak libur, sama-sama kita berharap berkualitas ibadahnya. Bagi saya, itu yang paling penting. Ramadan itu adalah konsentrasi bagi umat Islam,” ujarnya.

Saat ini, wacana libur sekolah selama Ramadan masih menjadi diskusi antara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Agama (Kemenag), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Keputusan akhir terkait kebijakan ini diharapkan dapat mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk manfaatnya bagi pengembangan akhlak dan karakter anak-anak.