Kredit Usaha Rakyat (KUR): Jalan Panjang Menuju Penyaluran yang Efektif
Kredit Usaha Rakyat (KUR): Jalan panjang menuju penyaluran yang efektif. Ilustrasi, (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Kredit Usaha Rakyat (KUR) diciptakan untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Namun, meski menjadi program unggulan, efektivitas penyalurannya masih menghadapi berbagai tantangan.
Tantangan penyaluran KUR
1. Salah sasaran
Studi oleh peneliti Badan Kebijakan Fiskal (BKF) pada 2016 menunjukkan bahwa sebagian besar KUR justru disalurkan kepada nasabah yang bankable mereka yang sudah memiliki akses ke perbankan.
Hal ini bertentangan dengan tujuan awal KUR, yakni membantu nasabah non-bankable atau yang kesulitan mendapatkan akses pembiayaan.
2. Stagnasi jumlah nasabah
Jumlah nasabah KUR cenderung stagnan di bawah lima juta sejak diluncurkan pada 2007, menunjukkan bahwa penetrasi program ini ke kalangan pelaku UMKM masih terbatas.
3. Keterbatasan lembaga penyalur
Penyaluran KUR mayoritas dilakukan melalui perbankan. Hal ini menimbulkan keterbatasan dalam menjangkau kelompok masyarakat yang berada di luar jangkauan sistem perbankan formal.
Rekomendasi dan alternatif solusi
Untuk mengatasi permasalahan ini, para peneliti merekomendasikan desain ulang mekanisme penyaluran KUR, yang mencakup:
1. Melibatkan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)
- LKBB seperti koperasi, Baitul Maal wat Tamwil (BMT), atau perusahaan pembiayaan dapat menjadi penyalur alternatif.
- LKBB memiliki akses langsung ke komunitas lokal dan lebih memahami kebutuhan UMKM di daerah terpencil.
2. Mengadopsi sistem factoring
- Sistem ini memungkinkan LKBB menyerahkan piutang lancar ke Pusat Investasi Pemerintah (PIP) untuk mendapatkan pendanaan.
- Pola ini dapat meningkatkan likuiditas LKBB sehingga mereka mampu menyalurkan lebih banyak pembiayaan ke UMKM.
3. Peningkatan target dan inklusi keuangan
- Fokus perlu diperluas ke pelaku UMKM yang benar-benar non-bankable, termasuk usaha rumahan, petani kecil, atau nelayan.
- Penggunaan teknologi seperti platform digital juga bisa membantu menjangkau pelaku UMKM yang selama ini terlewatkan.
Menuju keberlanjutan KUR
Keberhasilan KUR bukan hanya soal angka besar, tetapi sejauh mana program ini benar-benar memberdayakan UMKM, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Belajar dari model sukses seperti Grameen Bank di Bangladesh, Indonesia perlu terus mengevaluasi dan menyempurnakan mekanisme KUR.
Hanya dengan demikian, program ini dapat menjadi kebanggaan nasional sekaligus solusi nyata bagi pelaku UMKM.