Kementerian UMKM dan Kemnaker Rencanakan Kolaborasi untuk Pelatihan Kewirausahaan di Indonesia
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli (kiri) dan Menteri UMKM Maman Abdurrahman (kanan) saat ditemui di Kantor Kementerian UMKM di Jakarta, Jumat (31/1/2025). (Dok. ANTARA). |
PEWARTA.CO.ID - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bersama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berencana meluncurkan program pelatihan kewirausahaan untuk menyebarkan semangat berwirausaha di seluruh Indonesia.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, mengungkapkan bahwa pihaknya siap untuk berkolaborasi dengan Kemnaker guna menghadirkan program pelatihan yang serentak dilaksanakan di berbagai wilayah tanah air.
“Tadi kita sepakati ide besar yaitu akan buat program pelatihan kewirausahaan serentak di seluruh Indonesia,” kata Maman dalam wawancara di Jakarta pada Jumat (31/1/2025).
Menurut Maman, program ini akan memanfaatkan fasilitas yang telah ada, seperti balai latihan kerja (BLK) Komunitas yang tersebar di lebih dari 4.000 lokasi, serta 330 balai lainnya yang dimiliki oleh Kemnaker. Keputusan ini diambil sebagai upaya untuk mengoptimalkan fasilitas yang ada tanpa perlu membangun infrastruktur baru, yang tentunya akan lebih efisien.
Dalam pelatihan ini, masyarakat umum akan mendapat kesempatan untuk mengikuti program kewirausahaan tanpa dipungut biaya. Maman juga menegaskan bahwa modul pelatihan akan disiapkan dengan tujuan membuka peluang bagi siapa saja yang memiliki tekad untuk memulai usaha.
“Ya terbuka ini kan untuk publik. Akan kita fasilitasi semua yang punya tujuan berwirausaha,” ujarnya.
Meskipun demikian, Maman menyebutkan bahwa pemilihan sektor usaha yang akan menjadi fokus pelatihan masih dalam tahap pemetaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa program pelatihan ini akan tepat sasaran dan memberikan dampak yang maksimal bagi para peserta.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menyambut positif penggunaan fasilitas BLK Komunitas milik Kemnaker dalam program ini.
Menurut Yassierli, pemanfaatan fasilitas negara seperti balai latihan ini harus dioptimalkan, mengingat jumlahnya yang cukup banyak, yakni sekitar 330 balai milik pemerintah pusat dan daerah, serta hampir 4.000 balai komunitas yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelatihan.
“Balai kita ada balai yang miliki pemerintah itu 330 sekian. Ada juga balai yang dimiliki pemerintah pusat dan Pemkot/pemkab, kemudian kita juga punya BLK Komunitas itu jumlahnya hampir 4.000 itu yang kemudian memang kita perlu optimalkan pemanfaatannya, kita welcome karena ini fasilitas negara yang harus dimanfaatkan seoptimal mungkin,” ungkap Yassierli.
Program ini ditargetkan dapat menjangkau 5.000 hingga 10.000 UMKM dalam waktu tiga bulan ke depan melalui proyek percontohan. Ke depan, Kementerian UMKM juga akan melibatkan fasilitas-fasilitas lain, seperti rumah produksi bersama dan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), untuk memberi ruang dan mendukung peserta dalam menciptakan produk manufaktur skala kecil.
Kolaborasi antara kedua kementerian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan jumlah wirausahawan baru di Indonesia serta memperkuat sektor UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional.