Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca

Kemenag dan Kedubes AS Teken Kerja Sama di Bidang Pendidikan

Kemenag dan Kedubes AS Teken Kerja Sama di Bidang Pendidikan
Menteri Agama Nasaruddin Umar beserta Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir seusai menandatangani MoU bidang pendidikan di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (8/1/2025). (Dok. ANTARA).

PEWARTA.CO.ID - Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia menjalin kerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) dalam pengembangan pendidikan melalui program beasiswa Fulbright. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Duta Besar AS untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir, di Gedung Kemenag, Jakarta, pada Rabu (8/1/2025).

“Intinya antara lain adalah akan diberikan kesempatan kepada santri-santriwati, mahasiswa yang berada dalam lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia untuk mendapatkan beasiswa Fulbright ke Amerika, tentunya yang memenuhi syarat,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar.

Program Fulbright merupakan salah satu program pertukaran akademik utama yang telah berjalan sejak 1947 dan saat ini aktif di lebih dari 160 negara. Di Indonesia, program ini telah beroperasi sejak 1952 melalui American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF), yang diakui sebagai komisi Fulbright pada 1992.

Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas pendidikan, tetapi juga mendorong pertukaran budaya serta pemahaman lebih mendalam tentang masyarakat dan budaya kedua negara.

Melalui kesepakatan ini, santri, mahasiswa, dan dosen dari lembaga pendidikan di bawah Kemenag mendapatkan peluang besar untuk belajar, mengajar, dan melakukan penelitian di Amerika Serikat. Berikut beberapa poin utama dari kerja sama ini:

  1. Beasiswa Fulbright
    Para santri dan mahasiswa yang memenuhi syarat dapat melanjutkan pendidikan di AS dengan beasiswa.

  2. Penempatan Pengajar Native Speaker
    Pengajar bahasa Inggris dari AS akan ditempatkan di madrasah dan pondok pesantren untuk memperkuat kemampuan bahasa Inggris para siswa.

  3. Penelitian Bersama dan Visiting Scholar
    Dosen dari Indonesia memiliki kesempatan untuk melakukan penelitian di AS atau menjadi visiting scholar. Selain itu, akan ada kolaborasi riset antara akademisi AS dan Indonesia, khususnya para Muslim scholars.

  4. Kunjungan Alumni Fulbright
    Alumni program Fulbright dari AS akan diundang ke Indonesia untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan, termasuk mengajarkan bahasa Inggris di pondok pesantren.

  5. Studi Banding untuk Para Kiai
    Para kiai dan pimpinan pondok pesantren juga diberikan kesempatan untuk studi banding ke AS guna melihat perkembangan peradaban Muslim di sana.

Nasaruddin Umar menekankan bahwa program ini tidak terbatas pada bidang agama Islam. Bidang studi seperti kimia, biologi, dan fisika juga menjadi prioritas untuk meningkatkan kapasitas pendidikan di pondok pesantren. “Kita juga perlu guru-guru biologi, kimia, fisika di pondok pesantren. Apapun disiplinnya, tergantung peminatannya nanti itu,” ujarnya.

Duta Besar Kamala Shirin Lakhdhir menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari upaya mempererat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Amerika Serikat.

“Kerja sama ini membuka kesempatan bagi para akademisi dan mahasiswa Indonesia di lembaga pendidikan di bawah Kemenag untuk mengambil beasiswa untuk studi atau penelitian di Amerika Serikat,” jelasnya.

Selain itu, program ini juga memungkinkan akademisi dan mahasiswa AS untuk mengajar atau melakukan penelitian kolaboratif dengan lembaga-lembaga di Indonesia.

Kerja sama ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, tetapi juga memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan Amerika Serikat. Dengan program ini, kedua negara dapat terus menjalin hubungan yang lebih erat di berbagai aspek, termasuk pendidikan, budaya, dan penelitian.