Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca

Hidup Dekat Bandara, Risiko Kesehatan yang Perlu Anda Ketahui

Hidup Dekat Bandara, Risiko Kesehatan yang Perlu Anda Ketahui
Pesawat terparkir di bandara. (Dok. Katadata.co.id).

PEWARTA.CO.ID - Tinggal di kawasan sekitar bandara seringkali dianggap strategis, namun ternyata ada dampak buruk yang mengintai. Penelitian terbaru dari University College London (UCL) di Inggris mengungkapkan bahwa paparan kebisingan pesawat secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pada jantung.

Peneliti UCL menganalisis data kesehatan dari 3.600 individu yang tinggal di dekat bandara dan 21.300 lainnya yang tinggal jauh dari jalur penerbangan. Hasilnya menunjukkan bahwa penduduk yang terpapar kebisingan lebih tinggi, terutama di malam hari, memiliki risiko lebih besar mengalami penebalan otot jantung. Kondisi ini dapat memicu serangan jantung, gangguan irama jantung, atau bahkan stroke.

“Studi kami bersifat observasional sehingga tidak dapat mengatakan dengan pasti bahwa tingkat kebisingan pesawat yang tinggi menyebabkan perbedaan dalam struktur dan fungsi jantung ini,” ujar Dr. Gaby Captur, penulis studi senior sekaligus ahli jantung.

Meski demikian, Dr. Captur menambahkan bahwa bukti yang ada menunjukkan kebisingan pesawat dapat memengaruhi kesehatan secara signifikan. Studi ini juga mencatat bahwa kebisingan di siang hari yang melebihi 50 desibel dan malam hari di atas 45 desibel dapat berdampak buruk. Sebagai perbandingan, suara sebesar 50 desibel setara dengan dengungan kulkas.

Dampak Kebisingan Pesawat pada Kesehatan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas kebisingan siang hari sebesar 45 desibel dan malam hari sebesar 40 desibel untuk mencegah dampak buruk pada kesehatan. Dibandingkan dengan kebisingan dari jalan raya atau kereta api, suara pesawat lebih sulit diantisipasi karena sifatnya yang tidak terduga.

Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan hubungan antara kebisingan pesawat dan berbagai masalah kesehatan, seperti:

  • Gangguan tidur: Suara pesawat mengganggu pola tidur sehingga menurunkan kualitas hidup.
  • Tekanan darah tinggi: Paparan suara yang terus-menerus meningkatkan risiko hipertensi.
  • Penurunan kognitif pada anak-anak: Anak-anak yang tinggal dekat bandara menunjukkan performa belajar yang lebih rendah.
  • Stres dan depresi: Gangguan tidur yang berkepanjangan dapat memicu gangguan kesehatan mental.

Risiko Polusi Udara dan Kesehatan Lainnya

Selain kebisingan, polusi udara dari emisi pesawat juga menjadi perhatian. Partikel ultrafine (UFP) yang dihasilkan mesin pesawat dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, memperburuk asma, dan meningkatkan risiko penyakit pernapasan lainnya.

Risiko lain meliputi:

  • Penyakit kardiovaskular akibat kombinasi polusi suara dan udara.
  • Masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi karena stres lingkungan.
  • Kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di sekitar bandara, yang dapat memperburuk kualitas hidup.

Berapa Jarak Aman dari Bandara?

Penelitian yang didukung oleh Robert Wood Johnson Foundation bersama University of California dan Columbia University menemukan bahwa penduduk yang tinggal dalam radius 10 kilometer dari bandara besar memiliki tingkat asma dan masalah jantung yang lebih tinggi.

Jarak aman untuk tinggal dari bandara bergantung pada tingkat toleransi terhadap kebisingan dan polusi. Beberapa tips untuk meminimalkan dampak kebisingan adalah memilih properti yang lebih tinggi, menggunakan jendela dengan insulasi suara, atau memiliki ruang luar yang menghadap jauh dari bandara.