Harga MinyaKita Berangsur Turun, Pendistribusian Sudah Normal
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (10/1/2025). (Dok. ANTARA). |
PEWARTA.CO.ID - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengonfirmasi bahwa harga minyak goreng kemasan rakyat, atau MinyaKita, mulai menunjukkan penurunan setelah pendistribusian yang kembali normal. Penurunan harga ini disebabkan oleh perbaikan dalam rantai distribusi yang sempat terganggu.
Budi menjelaskan bahwa lonjakan harga MinyaKita terjadi akibat pelambatan distribusi yang disebabkan oleh libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Hal ini mengakibatkan keterlambatan dalam penyebaran produk ke pasar.
“Kemarin benar, karena mungkin liburan itu ya jadi belum terdistribusi dengan baik. Karena sebagian libur sampai tanggal 6, sekarang kan harga udah mulai normal,” ujar Budi dalam wawancara di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Jumat (10/1/2025). Ia menambahkan, saat ini pendistribusian sudah kembali berjalan lancar dan harga mulai stabil.
Budi juga mengungkapkan bahwa hasil pertemuannya dengan para distributor MinyaKita menunjukkan bahwa para pemasok telah mematuhi prosedur distribusi yang benar. Proses distribusi MinyaKita dimulai dari produsen, lalu diteruskan melalui distributor 1, distributor 2, hingga akhirnya sampai ke konsumen.
“Sekarang kan udah mulai turun kan, jadi kemarin udah ada konfirmasi dari para pemasok bahwa memang pasokannya itu sesuai dengan aturan ya,” jelas Budi. Ia melanjutkan bahwa harga MinyaKita saat ini rata-rata di seluruh Indonesia berada di kisaran Rp17.000 per liter, setelah sebelumnya sempat mencapai Rp19.000 di wilayah Papua Pegunungan.
Pemerintah, melalui Kementerian Perdagangan, telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) MinyaKita sebesar Rp15.700 per liter. Pada Rabu, 8 Januari 2025, Budi bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Wisata Pabean Sedati di Sidoarjo, Jawa Timur, di mana harga MinyaKita tercatat berada di angka Rp15.500 per liter, sedikit lebih rendah dari HET yang telah ditetapkan.
Budi juga menyatakan bahwa pemerintah akan terus memantau harga MinyaKita dan barang kebutuhan pokok lainnya menggunakan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP). Dengan adanya sistem ini, diharapkan pergerakan harga barang pokok dapat lebih terkontrol.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberi arahan untuk mempercepat distribusi MinyaKita melalui Perum Bulog. Keterlibatan Bulog dalam distribusi MinyaKita bertujuan untuk memastikan harga tetap terjangkau dan sesuai dengan HET yang telah ditetapkan.
Arief menjelaskan bahwa distribusi yang terhambat, terutama di wilayah Indonesia bagian timur, menjadi salah satu penyebab tingginya harga MinyaKita. Dengan adanya peran Bulog dalam pendistribusian, diharapkan harga MinyaKita di seluruh wilayah Indonesia dapat lebih merata dan sesuai dengan HET yang telah ditetapkan pemerintah.