Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca

DPRD Surabaya Dorong Kolaborasi untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

DPRD Surabaya Dorong Kolaborasi untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni. (Dok. ANTARA).

PEWARTA.CO.ID - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni, mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini menyusul insiden keracunan siswa SD di Sukoharjo, Jawa Tengah, yang menjadi pelajaran penting untuk mencegah kejadian serupa di Surabaya.

"Karena ini program pertama secara nasional, peristiwa di Sukoharjo tersebut tidak terjadi di Surabaya. Apalagi, program ini merupakan program pembangunan SDM jangka panjang," kata Arif Fathoni, yang akrab disapa Thoni, dalam keterangannya di Surabaya, Minggu (19/1/2025).

Thoni menekankan perlunya kerja sama yang intensif antara berbagai pihak, termasuk satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG), Pemerintah Kota Surabaya, DPRD, dan instansi terkait lainnya. Kolaborasi ini diharapkan dapat memastikan bahwa menu MBG yang diberikan kepada siswa tetap higienis dan aman.

"Jadikan peristiwa di Sukoharjo sebagai bahan evaluasi yang komprehensif sebagai bahan kehati-hatian. Saya meminta pola pengawasan terhadap higienitas MBG perlu ditingkatkan. Selama program tersebut berjalan di Surabaya, alhamdulillah berlangsung tanpa keluhan," ujar Thoni.

Thoni juga mendorong Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk lebih aktif berperan dalam memastikan kandungan gizi dan kebersihan menu MBG. Menurutnya, dinas kesehatan memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dan menilai kualitas makanan yang disajikan.

"Sejak awal saya mendorong Dinas Kesehatan Kota Surabaya supaya berpartisipasi aktif. Karena dinas kesehatan ini yang bisa menilai kandungan gizi variabel makanan yang diberikan dalam program MBG, termasuk higienisnya," tambahnya.

Selain memastikan pola masak yang sesuai, Thoni juga menyoroti pentingnya cara penyajian makanan agar tetap higienis.

"Kalaupun proses masaknya sudah bagus, penyajiannya tidak higienis, akan berpotensi menimbulkan peristiwa yang tidak diinginkan," tegasnya.

Sebelumnya, sebanyak 40 siswa SD Negeri Dukuh 03, Sukoharjo, mengalami mual, muntah, dan pusing setelah menyantap menu MBG pada 16 Januari 2025. Penyebabnya diduga adalah ayam marinasi dalam menu tersebut. Setelah kejadian, ayam marinasi diganti dengan telur untuk menghindari risiko serupa.

Thoni menegaskan bahwa semua pihak harus memikul tanggung jawab yang sama demi keberhasilan program MBG ini. "Pemangku kepentingan harus mempunyai tanggung jawab yang sama untuk menyukseskan program MBG ini demi kepentingan bangsa pada masa mendatang," pungkasnya.