Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca

BPS: Ekonomi Bali Pulih, Pariwisata Jadi Indikator Utama

BPS: Ekonomi Bali Pulih, Pariwisata Jadi Indikator Utama
Sejumlah kapal wisata mewah (yacht) sandar di fasilitas tambatan Marina Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Sabtu (18/1/2025). (Dok. ANTARA).

PEWARTA.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mengonfirmasi bahwa ekonomi Bali telah sepenuhnya pulih setelah beberapa tahun berada dalam masa pemulihan pasca pandemi COVID-19. Pemulihan tersebut terutama terlihat dari sektor pariwisata yang kembali mencatatkan performa positif.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Bali, Kadek Agus Wirawan, menyatakan bahwa jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Bali dari Januari hingga November 2023 telah melampaui angka pada periode yang sama di tahun 2019.

"Jadi kita bisa menyimpulkan kondisi setelah COVID-19, kita sudah benar-benar mengalami pemulihan ekonomi," kata Kadek Agus di Denpasar, Minggu 19/1/2025).

Data menunjukkan, kunjungan wisman langsung ke Bali mencapai 5.782.260 kunjungan pada periode Januari-November 2023. Angka ini naik sebesar 59.453 kunjungan dibandingkan periode yang sama pada 2019, yang mencatat 5.722.807 kunjungan.

Namun, Kadek Agus mengingatkan bahwa meskipun sektor pariwisata menunjukkan pemulihan, ekonomi Bali tidak hanya ditentukan oleh sektor ini saja.

Selain jumlah kunjungan wisman, BPS juga mencatat peningkatan signifikan dalam lapangan kerja di Bali. Hingga Agustus 2024, jumlah penduduk yang bekerja mencapai 2,67 juta orang, bertambah 47,60 ribu dibandingkan Agustus 2023.

"Salah satu lapangan pekerjaan dengan peningkatan jumlah pekerja terbesar berdasarkan Sakernas Agustus 2024 adalah sektor akomodasi dan makan minum. Hal ini mencerminkan pemulihan sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Bali," jelas Kadek Agus.

Pemulihan sektor pariwisata juga terlihat dari peningkatan tingkat hunian kamar hotel berbintang. Pada September 2024, tingkat hunian mencapai 66,34 persen, naik 3,12 persen dibandingkan September 2019 yang hanya 63,22 persen.

“Dibanding September 2019 sebelum pandemi, ini mencerminkan pemulihan sektor pariwisata,” tambahnya.

Selain itu, keberhasilan penyaluran bantuan sosial juga berkontribusi pada pemulihan ekonomi Bali. Hingga Oktober 2024, penyaluran bantuan sosial tercatat mencapai 92,99 persen.

Secara keseluruhan, perekonomian Bali tumbuh 5,43 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan transaksi keuangan serta kenaikan kunjungan wisatawan domestik dan internasional.

“Kita mencatat perekonomian Bali tumbuh didorong oleh peningkatan transaksi keuangan dan kenaikan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara,” ujar Kadek Agus.

Dengan kinerja pariwisata yang terus membaik, Bali berhasil membuktikan bahwa sektor ini tetap menjadi tulang punggung utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.