Perut Buncit Bikin Memori Otak Menyusut, Kok Bisa? Ini Penjelasannya
![]() |
Ilustrasi. Perut buncit disebabkan lemak perut bagian dalam bisa memengaruhi penyusutan otak. |
PEWARTA.CO.ID - Penelitian baru mengungkapkan hubungan antara lemak visceral (lemak perut bagian dalam) dengan risiko penyusutan memori otak dan peningkatan risiko penyakit alzheimer.
Alzheimer adalah penyakit otak yang menyebabkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku.
Umumnya, melemahnya daya ingat seseorang karena faktor menumpuknya lemat perut tersebut. Di mana wujud lazimnya dialami bagi mereka yang memiliki perut buncit.
Dalam studi tersebut, dijelaskan keterkaitan lemak viscreal dan alzheimer yang membuat daya ingat seserang memelah karena adanya penyusutan otak. Agar lebih jelas, simak penjelasan berikut, seperti dikutip dari laman Pafiempatlawangkab.org.
Lemak visceral dan penyakit Alzheimer
1. Lemak erut memengaruhi otak
- Lemak visceral yang tinggi dapat menyebabkan pusat memori otak, yaitu hipokampus, menyusut.
- Lemak ini memicu pembentukan plak beta amiloid dan kekusutan tau tangles—dua tanda utama penyakit Alzheimer.
2. Proses yang terjadi
- Plak amiloid dan tau tangles mengganggu komunikasi antar sel saraf, yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel.
- Fenomena ini dapat dimulai sejak usia 40-an atau 50-an, jauh sebelum gejala Alzheimer terlihat pada usia lanjut.
3. Dampak pada otak
- Akumulasi plak dan tau tangles menurunkan aliran darah ke otak dan menyebabkan atrofi atau penyusutan materi abu-abu, khususnya di hipokampus.
- Hipokampus adalah pusat memori otak, sehingga kerusakan di area ini berdampak pada fungsi kognitif.
Hubungan obesitas dengan demensia
Obesitas sebagai epidemi global
Menurut WHO, lebih dari setengah populasi dunia diperkirakan akan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dalam 10 tahun mendatang.
Risiko Alzheimer
Obesitas, terutama pada usia paruh baya (40-50 tahun), menjadi faktor risiko demensia, termasuk Alzheimer, yang biasanya muncul pada usia 60 tahun ke atas.
Studi percontohan pada 32 pria dan wanita usia 40-an hingga 50-an menunjukkan adanya hubungan antara lemak visceral, peradangan, dan akumulasi amiloid di otak. Namun, keberadaan tau tangles belum sepenuhnya terkonfirmasi pada tahap penelitian ini.
Langkah pencegahan
Kontrol berat badan: Mengurangi lemak visceral dengan pola makan sehat dan olahraga teratur.
Gaya hidup sehat: Hindari makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan olahan, serta perbanyak konsumsi sayur, buah, dan biji-bijian.
Olahraga rutin: Latihan kardiovaskular dan kekuatan membantu mengurangi lemak perut.
Pemeriksaan rutin: Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk memantau risiko obesitas dan penyakit metabolik.
Kesadaran akan dampak lemak visceral terhadap kesehatan otak diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk menjalani gaya hidup sehat sejak usia muda, guna mencegah penyakit degeneratif seperti Alzheimer di masa depan.