Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca

Konsumsi Susu Mentah Dapat Menularkan Virus Influenza dari Sapi, Jangan Asal Minum!

Konsumsi Susu Mentah Dapat Menularkan Virus Influenza dari Sapi, Jangan Asal Minum!
Ilustrasi. Memerah susu sapi. (Dok. Ist)

PEWARTA.CO.ID - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa susu mentah dapat terkontaminasi oleh virus influenza yang berasal dari sapi.

Menurut studi ini, virus tersebut tetap bisa bertahan dalam susu mentah, bahkan setelah didinginkan selama lima hari. Penelitian ini menyoroti pentingnya pasteurisasi dalam mengurangi potensi risiko penularan flu dari susu mentah.

"Penelitian ini menyoroti potensi risiko penularan flu burung melalui konsumsi susu mentah dan pentingnya pasteurisasi susu," kata Alexandria Boehm, penulis senior studi tersebut.

Hal ini menjadi perhatian serius mengingat risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh susu mentah.

Berbeda dengan susu yang telah dipasteurisasi, susu mentah tidak melalui proses pemanasan untuk membunuh patogen yang berbahaya.

Meskipun susu mentah sering dianggap lebih bergizi karena mengandung lebih banyak nutrisi, enzim, dan probiotik, yang dapat bermanfaat untuk kesehatan pencernaan dan kekebalan tubuh, konsumsi susu mentah berisiko membawa berbagai penyakit.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) di Amerika Serikat bahkan mengaitkan konsumsi susu mentah dengan lebih dari 200 wabah penyakit.

Mereka juga memperingatkan bahwa patogen seperti E. coli dan Salmonella dapat ditemukan dalam susu mentah, yang berpotensi membahayakan kesehatan, terutama bagi anak-anak, wanita hamil, orang tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

"Virus tersebut dapat mencemari permukaan dan bahan lingkungan lainnya di dalam fasilitas peternakan sapi perah, sehingga menimbulkan risiko bagi hewan dan manusia," ungkap Mengyang Zhang, penulis utama studi lainnya dan sarjana pascadoktoral di bidang teknik sipil dan lingkungan, dilansir Pafikabupatensiak.org.

Temuan ini menambah kekhawatiran terkait jalur penularan flu yang potensial dari susu mentah.

Sebagai perbandingan, susu yang dipasteurisasi melalui proses pemanasan untuk menghancurkan virus influenza. Studi menunjukkan bahwa pasteurisasi dapat mengurangi jumlah RNA virus hingga hampir 90 persen, meskipun tidak sepenuhnya menghilangkan RNA tersebut.

Meskipun RNA virus tidak langsung menimbulkan risiko kesehatan, metode pengujian berbasis RNA sering digunakan untuk mendeteksi patogen seperti influenza dalam pengawasan lingkungan.

"Ketahanan jangka panjang RNA virus baik dalam susu mentah maupun susu yang dipasteurisasi memiliki implikasi untuk penilaian keamanan pangan dan pengawasan lingkungan," ujar Alessandro Zulli, seorang penulis utama studi yang juga seorang sarjana pascadoktoral di bidang teknik sipil dan lingkungan.

Ini menjadi sangat relevan mengingat teknik deteksi yang digunakan dalam pengawasan sering bergantung pada deteksi RNA virus.

Penemuan tentang flu burung yang baru-baru ini terdeteksi pada sapi menambah pertanyaan mengenai potensi penularan virus tersebut melalui susu dan produk susu lainnya.

Penulis penelitian ini menegaskan bahwa temuan ini menekankan pentingnya peningkatan sistem pemantauan terhadap risiko kesehatan terkait flu burung, terutama karena virus ini terus menyebar di kalangan ternak.

Dengan semakin meningkatnya potensi penularan flu melalui susu mentah, penting bagi konsumen untuk mempertimbangkan kembali bahaya yang mungkin timbul dan pentingnya memilih produk susu yang telah dipasteurisasi untuk mengurangi risiko kesehatan.