Thobib: Pembelajaran Islam yang Mengutamakan Bermain dan Berpikir Kritis
Pembelajaran bermain dan bercerita (Dok. Ist) |
Pewarta.co.id - Pendekatan pembelajaran yang mengutamakan bermain dan bercerita, seperti metode Montessori, ternyata sudah diterapkan dalam tradisi Islam, khususnya melalui suhbah.
Suhbah adalah kegiatan bercengkerama dan bercerita sebelum memulai materi pembelajaran, yang membantu menciptakan suasana yang menyenangkan dan membangun hubungan yang baik antara pengajar dan siswa.
"Bagaimana kita ingin mengembalikan sistem pendidikan Islam berbasis pada nilai-nilai Al Quran dan hadist-hadist nabi," ujar Thobib dalam diskusi peluncuran buku di Jakarta, Jumat.
Di pesantren, ada pula tradisi Sorogan, yang merupakan metode pembelajaran di mana santri secara langsung belajar dari kyai atau guru.
Melalui Sorogan, santri dapat mengasah kemampuan berpikir kreatif dan kritis untuk memahami materi dengan lebih mendalam.
"Dalam praktek Islam ternyata sudah dilaksanakan," kata Thobib.
Thobib baru-baru ini menyusun sebuah buku yang ditulis dalam waktu 1,5 bulan. Buku ini menggunakan referensi dari kitab-kitab dan sumber-sumber otoritatif dalam Islam, bukan dari teori modern atau sumber di internet yang tidak jelas kebenarannya.
Thobib berharap buku ini bisa menjadi pedoman utama bagi guru-guru di madrasah dan Pendidikan Agama Islam (PAI), serta membantu menciptakan generasi yang tidak hanya pintar secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang baik.
"Buku ini bisa menjadi rujukan bagi guru-guru madrasah dan PAI menjadi pedoman buku pintar. Agar madrasah menjadi bagian peradaban untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas," kata Thobib.