Budayawan Mohamad Sobary (kanan) saat dialog budaya “Nilai Etika Moral Pewayangan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” di Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta, Kamis (7/11). (Dok. ANTARA) |
PEWARTA.CO.ID - Wayang bukan sekadar hiburan tradisional; ia membawa pesan mendalam tentang etika dan moral yang menyentuh kehidupan manusia.
Budayawan Mohamad Sobary mengungkapkan bahwa wayang menjadi cermin kehidupan manusia, bukan sumber ajaran yang berdiri sendiri.
"Wayang itu hanya representasi dari kehidupan manusia. Jadi wayang bukan sumber, sumbernya itu hidup kita, tapi hidup kita dijadikan kisah dalam dunia sastra namanya wayangan. Jadi wayang bukan sumber dari apa yang kita jadikan kiblat. Kita ini dijadikan kiblat bagi dunia wayang," jelas Sobary dalam acara dialog budaya "Nilai Etika Moral Pewayangan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara" di Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta.
Sobary memandang wayang sebanding dengan bentuk sastra lain, seperti novel, puisi, drama, atau film yang menggambarkan berbagai sisi kehidupan. Wayang menjadi sarana untuk menuangkan ajaran luhur manusia ke dalam seni yang dapat diakses dan dipahami masyarakat.
Dalam pandangan Sobary, terdapat tiga "kiblat" utama yang menjadi pegangan dalam menjalani kehidupan: karya para pujangga, kehidupan para resi, dan ajaran agama.
"Kiblat pertama itu karya para pujangga. Kiblat kedua kehidupan para resi. Yang ketiga itu ajaran agama," tambahnya.
Ketiga pedoman tersebut membentuk landasan dari seni pewayangan, yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik. Wayang menjadi sarana bagi masyarakat untuk memahami nilai-nilai etika dan moral yang sepatutnya dijalankan.
Wayang sebagai alat pendidikan moral
Sobary menekankan bahwa wayang memiliki kekuatan untuk mengajarkan nilai etika dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun dalam masyarakat atau negara. Menurutnya, cerita wayang menyampaikan bahwa etika berlaku tidak hanya bagi rakyat, tetapi juga pemimpin.
Seorang pemimpin yang baik, sebagaimana diwakili oleh tokoh-tokoh dalam cerita wayang, adalah pemimpin yang mengedepankan keadilan, kebijaksanaan, dan moralitas. Wayang menjadi media untuk menunjukkan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, mengajarkan pentingnya memilih jalan yang benar.
Dalam ajaran moral yang terkandung dalam pewayangan, etika bukan sekadar tentang perbuatan baik atau buruk, melainkan juga tentang hidup dengan kesederhanaan, kejujuran, dan tanggung jawab sosial.
Dengan demikian, wayang bukan hanya alat hiburan tetapi juga menjadi pengingat pentingnya menjunjung nilai-nilai etika dan moral yang sesuai dengan ajaran luhur, demi terciptanya kehidupan yang lebih baik dan adil.