Ilustrasi. Penggunaan pewarna kimia dalam makanan disinyalir menyebabkan dampak bahaya bagi kesehatan. |
PEWARTA.CO.ID - Penggunaan pewarna kimia dalam produk makanan, khususnya yang ditujukan untuk anak-anak, perlu mendapat perhatian serius dari para orangtua.
Ahli diet Tami Best, RDN dari Top Nutrition Coaching di Amerika Serikat, mengingatkan bahwa banyak produsen memanfaatkan pewarna buatan untuk menjadikan makanan lebih menarik secara visual bagi anak-anak.
Produk makanan olahan yang berwarna cerah seringkali menjadi daya tarik bagi anak-anak untuk mengonsumsinya.
Namun, penting untuk diingat bahwa sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nutrition Reviews pada Juni 2024, sebagaimana dikutip dari laman Pafinatuna.org, menemukan adanya hubungan antara konsumsi makanan ultra-proses dan peningkatan risiko obesitas serta kondisi kardiometabolik lainnya, seperti diabetes, pada anak-anak.
Hal ini menunjukkan bahwa pilihan makanan yang tidak sehat dapat berdampak serius pada kesehatan jangka panjang anak.
Tami Best menegaskan bahwa diet yang terdiri dari makanan utuh atau yang mengalami pemrosesan minimal lebih baik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
“Diet makanan utuh adalah diet dengan pemrosesan minimal, di mana makanan yang dimakan berasal dari bumi. Makanan yang dimakan dalam keadaan alami, dalam bentuk tidak diolah, tidak mengandung tambahan pewarna artifisial,” jelasnya.
Meskipun pewarna buatan tidak memberikan manfaat gizi, Best tidak menyarankan untuk sepenuhnya menghindarinya.
Saat ini, belum ada pedoman yang jelas mengenai jumlah pewarna makanan buatan yang dianggap aman untuk kesehatan.
“Rekomendasi saya adalah membatasi konsumsi produk makanan yang mengandung pewarna (kimia) ini. Pewarna yang aman adalah yang dibuat dari makanan nabati seperti wortel, kismis, bit, dan beri,” ungkapnya.
Dia juga menekankan pentingnya bagi orangtua untuk memeriksa label makanan dan memperhatikan daftar bahan-bahan yang digunakan.
Selain itu, Best menggarisbawahi perlunya mengurangi ketersediaan dan akses terhadap makanan yang mengandung pewarna buatan.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan orang tua dapat lebih bijaksana dalam memilih makanan yang lebih sehat untuk anak-anak mereka.