Ilutrasi. Anak penderita kanker. (Dok. Canva) |
PEWARTA.CO.ID - Pada tahun 2020, terdapat sekitar 11 ribu anak di Indonesia yang menderita kanker, berdasarkan data dari Globocan. Dr. Teny Tjitra Sari, SpA(K), seorang Dokter Spesialis Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menekankan pentingnya penanganan sedini mungkin untuk meningkatkan peluang hidup anak-anak yang terkena kanker.
"Keterlambatan dalam diagnosis dan mengakses perawatan merupakan salah satu faktor utama penyebab rendahnya kesembuhan kanker pada anak di Indonesia," kata Dr. Teny dalam sebuah wicara daring yang digelar oleh Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, dikutip ANTARA, Selasa (22/10/2024).
"Sehingga mengenali dan deteksi dini kanker pada anak merupakan kunci keberhasilan penanganan kanker, semakin awal diobati akan semakin efektif, dan kemungkinan bertahan hidupnya jadi lebih besar," tambahnya.
Meski kanker pada anak terbilang jarang, penyakit ini tetap menjadi ancaman yang serius. Kanker pada anak terjadi ketika sel abnormal tumbuh di dalam tubuh dan menyebar ke organ lainnya.
Dr. Teny yang berpraktik di RSCM Jakarta menjelaskan bahwa jenis kanker yang paling sering ditemukan pada anak-anak adalah kanker darah (leukemia) dan kanker bola mata (retinoblastoma).
Namun, hanya sekitar 20-30 persen anak penderita kanker yang dapat sembuh. Penyebab utamanya adalah keterlambatan dalam penanganan medis, yang sering kali terkait dengan tingginya biaya pengobatan.
"Beban kanker anak cukup tinggi, terutama di negara berkembang seperti Indonesia karena biaya pengobatan kanker tidak sederhana, sehingga terkadang membutuhkan biaya yang tinggi," jelas Dr. Teny.
Pentingnya deteksi dini dan waspada terhadap gejala
Kanker anak termasuk dalam kategori penyakit tidak menular (PTM) yang sangat mengkhawatirkan. Namun, deteksi dini dan penanganan yang tepat pada gejala yang muncul dapat meningkatkan peluang kesembuhan. Dr. Teny mengingatkan bahwa orang tua harus selalu memperhatikan kesehatan anak-anak mereka, terutama jika ada gejala mencurigakan.
Berbeda dengan kanker pada orang dewasa yang sering kali dapat dicegah, kanker pada anak tidak bisa dihindari karena sering kali sudah ada sel kanker dalam tubuh sejak lahir.
Gejala kanker pada anak bervariasi tergantung pada jenis kankernya, tetapi ada beberapa tanda umum yang perlu diperhatikan. Tanda-tanda tersebut meliputi pucat, tubuh lemah tanpa alasan jelas, memar tanpa sebab, benjolan di tubuh, perubahan pada mata, dan nyeri kepala yang parah.
Jika kanker pada anak sudah mencapai tahap lanjut, dokter sering kali menyarankan perawatan paliatif. Perawatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengurangi rasa nyeri serta masalah fisik, spiritual, dan sosial yang mereka alami.
Perawatan paliatif dapat dimulai segera setelah pasien didiagnosis kanker, meskipun umumnya ditujukan untuk pasien dengan kanker stadium akhir.
"Di sana (rumah sakit atau fasilitas kesehatan), pasien akan diperiksa seperti CT Scan atau MRI, kemudian kita akan memberikan terapi paliatif atau suportif sesuai kebutuhan pasien," jelas Dr. Teny.
"Terapinya sama seperti dewasa, kita akan berikan obat antikanker, pembedahan atau radioterapi sesuai kebutuhan, prinsipnya adalah multidisiplin," tambahnya.
Dr. Teny juga menekankan pentingnya mengajarkan anak-anak pola hidup sehat dan asupan makanan yang baik. Meskipun pola hidup sehat tidak dapat mencegah kanker pada anak-anak, hal ini tetap penting untuk menurunkan risiko kanker di masa dewasa.
"Pola hidup dan makanan sehat harus tetap diajarkan pada anak agar mereka terhindar dari kanker yang timbul saat dewasa," tutup Dr. Teny.
Dengan memahami pentingnya deteksi dini dan menjaga kesehatan anak, peluang untuk mengatasi kanker akan meningkat, memberi harapan bagi masa depan mereka yang lebih baik.