Komunitas Pantura Japan Kansai merayakan hari jadinya yang ke-3 dengan menggelar pertunjukan seni budaya Nusantara, pada Minggu (13/10). (Dok. Pewarta.co.id) |
Kansai, Pewarta.co.id – Komunitas Pantura Japan Kansai merayakan ulang tahunnya yang ke-3, pada Minggu (13/10/2024). Perayaan diisi dengan acara yang penuh keceriaan, dan dihadiri oleh ratusan penggemar musik dan budaya Indonesia.
Acara yang digelar di distrik Kansai ini sukses membawa suasana kampung halaman ke Jepang dengan menampilkan beragam seni dan budaya khas Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat, khususnya dari Indramayu. Dengan nuansa yang meriah, acara ini berhasil menarik perhatian tidak hanya warga Indonesia, tetapi juga masyarakat lokal Jepang yang tertarik pada kekayaan budaya nusantara.
Dalam acara ini, penampilan musik dari Trewedo Band, Skansai Band, serta penyanyi tarling Pantura menghibur para pengunjung dengan irama khas yang mengingatkan pada suasana Pantura.
Namun, sorotan utama acara adalah hadirnya dua tarian tradisional dari Indramayu, yaitu Tari Topeng dan Tari Buta. Keduanya memberikan nuansa budaya yang mendalam bagi penonton, menghadirkan unsur tradisional Indonesia di tengah-tengah kota modern Jepang.
Tari Topeng Indramayu, dengan kostum berwarna-warni dan topeng unik, menampilkan kisah-kisah klasik yang sarat makna. Tarian ini memukau penonton dengan gerakan halus dan penceritaan simbolis yang menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia.
Para penonton terpukau melihat bagaimana karakter topeng tersebut dapat menampilkan berbagai ekspresi dan emosi, memberikan wawasan baru tentang seni tradisional kepada masyarakat Jepang.
Tak kalah memikat, Tari Buta yang memiliki gerakan dinamis dan bertenaga juga mencuri perhatian. Tarian ini, yang mencerminkan simbol kekuatan dan perjuangan dalam kebudayaan Indramayu, diiringi dengan kostum karakter Buta yang mencerminkan elemen mistis dan energik.
Penampilan tersebut menciptakan suasana mistis yang penuh makna, memperkenalkan seni tradisional Indonesia kepada publik Jepang yang belum pernah menyaksikan tarian ini sebelumnya.
Ketua Pantura Japan Kansai, dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh anggota dan pendukung komunitas yang telah bekerja keras dalam menyukseskan acara ini.
Ia menegaskan pentingnya melestarikan budaya Pantura, khususnya tarling dan kesenian tradisional Indramayu, di kalangan diaspora Indonesia yang tinggal di Jepang.
"Kami berharap budaya Pantura dan kesenian tradisional Indramayu terus lestari dan dapat dikenal lebih luas di Jepang serta dunia internasional," tulis pernyataan resmi yang diterima media ini, Senin (14/10/2024).
Acara ulang tahun ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi masyarakat Indonesia di Jepang, yang merindukan nuansa kampung halaman.
Selain penampilan seni, acara ini juga menyuguhkan beragam makanan khas Pantura, menciptakan suasana yang hangat dan penuh kebersamaan.
Para pengunjung menikmati hidangan sambil berinteraksi dan bernostalgia tentang tanah air, memberikan kesempatan untuk saling berbagi cerita dan kenangan.
Selama tiga tahun terakhir, Pantura Japan Kansai telah menjadi salah satu wadah penting bagi diaspora Indonesia untuk menjaga dan mempromosikan warisan budaya mereka di negeri sakura.
Acara-acara seperti ini tidak hanya memperkuat rasa kebersamaan di antara anggota komunitas, tetapi juga berfungsi sebagai platform untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional.
"Dengan semangat kebersamaan ini, kami berkomitmen untuk terus melestarikan budaya Indonesia di luar negeri," tambah Ketua Pantura Japan Kansai di akhir sambutannya.
Secara keseluruhan, perayaan ulang tahun Pantura Japan Kansai kali ini tidak hanya menjadi sebuah perayaan biasa, tetapi juga sebagai momen penting dalam mempertahankan dan menyebarkan kebudayaan Indonesia di Jepang.
Tarian dan musik tradisional yang ditampilkan berhasil memberikan gambaran mendalam tentang kekayaan budaya Indonesia kepada para penonton, memperkuat hubungan budaya antara kedua negara.