GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

Menghadapi Stres Akibat Perubahan Kondisi Lingkungan, Begini Kiat dari Psikolog

Menghadapi Stres Akibat Perubahan Kondisi Lingkungan, Begini Kiat dari Psikolog
Ilustrasi. Stress akibat  perubahan kondisi lingkungan. (Dok. Canva)

PEWARTA.CO.ID - Perubahan situasi atau kondisi, baik dalam dunia pekerjaan seperti perubahan kepemimpinan atau kebijakan perusahaan, merupakan hal yang lazim terjadi. Namun, tidak semua orang mampu menghadapinya tanpa merasa stres.

Menurut ahli saraf Dean Burnett, otak secara alami tidak menyukai ketidakpastian yang timbul akibat perubahan, sehingga hal ini seringkali dianggap sebagai ancaman.

Bahkan, penelitian di jurnal Nature Communications menunjukkan bahwa ketidakpastian lebih memicu stres dibandingkan perubahan itu sendiri.

Lantas, bagaimana cara mengatasi perubahan dengan baik? Berikut penjelasan selengkapnya dikutip dari Pafitual.org .


Kecerdasan emosional sebagai kunci

Psikolog klinis Analisa Widyaningrum, dalam keterangan tertulisnya melalui Allianz, menjelaskan bahwa perubahan bisa dinavigasi dengan cerdas secara emosi.

Kecerdasan emosional ini memungkinkan seseorang untuk mengelola emosi mereka, yang kemudian membantu mereka dalam menghadapi tantangan di tempat kerja.

“Kemampuan mengolah hati dan perasaan memang tidak mudah. Banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan, yang bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman dalam menghadapi perubahan. Namun, hal tersebut bukan berarti menunjukkan ketidakmampuan. Yang penting adalah memahami tingkat kecerdasan emosi kita agar bisa mengontrol perasaan dengan lebih baik,” ungkap Analisa.

Menurut Analisa, kecerdasan emosional di dunia kerja sangat penting karena dapat meningkatkan kolaborasi dan membantu karyawan mengelola stres, serta menjadi lebih tangguh dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian.

Dengan kecerdasan ini, kinerja akan menjadi lebih produktif, target dapat tercapai, dan kontribusi positif terhadap budaya perusahaan dapat meningkat.


Kompetensi personal dan sosial

Kecerdasan emosional terdiri dari dua aspek penting, yaitu kompetensi personal dan kompetensi sosial.

Kompetensi personal mencakup self-awareness atau kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri, serta self-management atau kemampuan mengendalikan emosi dalam situasi sulit dan tetap profesional saat bekerja.

Orang dengan kompetensi ini mampu mengelola perasaan mereka sehingga tidak terjebak dalam kesedihan atau kekhawatiran, dan cepat beradaptasi dengan perubahan.

Sementara itu, kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan membangun hubungan yang efektif di tempat kerja.

Orang yang memiliki kompetensi sosial yang baik akan mampu menciptakan dinamika tim yang positif dan mengurangi tekanan dari lingkungan.

"Sebaliknya, bekerja dengan orang yang tingkat kecerdasan emosinya rendah dapat membuat suasana kerja menjadi tidak nyaman, menimbulkan kecemasan, dan menyebarkan aura negatif," jelas Analisa.


Kiat menghadapi perubahan

Dalam menghadapi perubahan, setiap orang mungkin akan merasa tidak nyaman, panik, atau kecewa. Namun, menurut Analisa, perasaan ini tidak perlu dipendam atau diluapkan secara berlebihan.

Kecerdasan emosi dapat membantu seseorang mengelola perasaan tersebut dengan bijak. Berikut beberapa kiat untuk meregulasi emosi saat menghadapi perubahan:

  1. Amati situasi yang sedang dihadapi sebelum bereaksi.
  2. Kenali emosi yang muncul, apakah marah, sedih, atau kecewa. Cobalah menulis perasaan di jurnal atau bercerita kepada orang yang tepat untuk lebih sadar akan emosi tersebut.
  3. Terima dan kelola emosi dengan mindfulness atau kesadaran penuh. Berikan jeda waktu sebelum merespons, misalnya dengan menghitung mundur 10 detik, agar bisa memberikan respons yang tepat.
  4. Reframe situasi dengan melihatnya sebagai tantangan yang harus dihadapi. Pahami bahwa setiap orang bisa merasakan hal yang sama dan jadikan ini sebagai momen untuk membangun kebersamaan.
  5. Ambil napas dalam-dalam dan ingat kembali tujuan jangka panjang agar dapat menghadapi situasi dengan lebih baik.

Analisa menekankan bahwa navigasi perubahan bukanlah tentang menekan emosi, tetapi tentang menggunakan emosi yang tepat di situasi yang tepat. Dengan mengelola emosi dengan bijak, seseorang dapat menghadapi perubahan dengan lebih efektif dan produktif.

Advertisement
Advertisement
***
Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2024, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter

close