Elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono Menurun, LSI Ungkap Penyebabnya
Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta 2024 (Dok. Ist) |
Pewarta.co.id - Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan bahwa elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Suswono, mengalami penurunan.
Survei yang dilakukan antara 10 hingga 17 Oktober 2024 menunjukkan bahwa dukungan masyarakat cenderung berpindah ke pasangan nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno.
Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif LSI, menyatakan bahwa lebih dari 10 persen responden yang awalnya mendukung Ridwan-Suswono kini beralih memilih Pramono-Rano.
“Penurunan (elektabilitas) yang dialami oleh RK-Suswono itu cenderung pindah, lebih dari 10 persen itu pindah ke Pram-Rano,” kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, dalam siaran di kanal YouTube LSI, pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Dalam survei terbaru, Pramono Anung dan Rano Karno mencatat elektabilitas sebesar 41,6 persen, sedangkan Ridwan Kamil dan Suswono berada di angka 37,4 persen. Pasangan calon lainnya, Dharma dan Kun, hanya meraih 6,6 persen dukungan.
“Ketika responden ditanya kalau Pilkada DKI Jakarta diadakan hari ini, siapa yang akan ibu dan bapak pilih? Hasilnya Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas paling tinggi,” ujarnya
Djayadi menjelaskan bahwa perbedaan elektabilitas antara Ridwan-Suswono dan Pramono-Rano kini hanya terpaut empat persen, padahal sebelumnya jaraknya lebih dari 10 persen.
Dia menambahkan, hasil survei dari bulan September hingga Oktober menunjukkan tren penurunan yang signifikan bagi pasangan Ridwan-Suswono, sementara Pramono-Rano terus meningkat.
Meskipun demikian, Djayadi mencatat bahwa 28 persen pemilih masih mungkin mengubah pilihan mereka, dan 1,1 persen responden belum menentukan pilihan.
Hal ini menunjukkan bahwa dinamika dukungan masih sangat mungkin berubah menjelang hari pemungutan suara.
Survei ini melibatkan 1.200 responden yang merupakan WNI dengan hak pilih di Jakarta. Metode yang digunakan adalah multistage sampling dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Data diperoleh melalui wawancara, di mana 20 persen responden dikunjungi kembali untuk memastikan keakuratan.
Dengan kondisi ini, pemilu mendatang di Jakarta akan sangat menarik untuk diikuti, mengingat banyaknya faktor yang dapat memengaruhi hasil akhir.