Dawet Jabung khas Ponorogo (Dok. Ist) |
Pewarta.co.id - Bagi pecinta kuliner, Dawet Jabung dari Desa Jabung, Mlarak, Ponorogo adalah pilihan yang sayang untuk dilewatkan. Minuman tradisional ini sudah terkenal dan menjadi favorit banyak orang.
Sejarah Dawet Jabung Ponorogo
Dawet memiliki sejarah yang panjang sebagai minuman khas. Minuman ini merupakan campuran air gula, santan, dan cendol yang berasal dari Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, Ponorogo.
Dikutip dari Wikipedia, asal-usul Dawet Jabung tercatat dalam prasasti Taji Ponorogo yang berasal dari abad ke-10. Dawet Jabung mulai dikenal sebagai minuman di kalangan bangsawan.
Bathoro Katong, bupati pertama Ponorogo, memperkenalkan Dawet Jabung pada abad ke-15. Konon, minuman ini juga digunakan untuk menyembuhkan orang yang sakit.
Setelah diperkenalkan oleh Bathoro Katong kepada Raden Fatah, kakaknya di Kesultanan Demak, Dawet Jabung semakin populer. Raden Fatah sangat menyukai Dawet Jabung dan menjadikannya sebagai minuman sehari-hari di Kesultanan Demak.
Sejak saat itu, Dawet Jabung mulai dikenal di seluruh daerah Jawa Tengah dan kemudian menyebar ke berbagai daerah di nusantara.
Kini, Dawet Jabung semakin berkembang, terutama di daerah asalnya. Berdasarkan pantauan Jawa Pos Radar Madiun, di Desa Jabung, Mlarak, Ponorogo, terdapat sekitar 20 pedagang Dawet Jabung. Menariknya, banyak pedagang yang berasal dari luar Desa.
Dawet Jabung juga semakin terkenal dengan tambahan bahan baru, yaitu gempol. Gempol terbuat dari tepung beras yang dicampur sedikit air dan dibentuk bulat. Kombinasi ini menambah kelezatan Dawet Jabung.
Rekomendasi Warung Dawet Jabung Legendaris di Ponorogo
Saat mengunjungi kota Reog, Kamu harus meluangkan waktu untuk mencoba dawet Jabung. Sebab dawet jabung mampu menyegarkan tenggorokan, sehingga cocok dinikmati setelah perjalanan panjang. Berikut warung dawet Jabung paling populer:
1. Dawet Jabung Bu Sumini
Dawet Jabung Bu Sumini adalah salah satu yang paling terkenal dan menjadi rujukan banyak orang, termasuk para konten kreator kuliner. Warung ini buka dari pukul 09.00 hingga 17.00, dan harga satu mangkoknya adalah Rp 6.000.
Warung ini sudah ada sejak tahun 1950-an dan dianggap sebagai pelopor Dawet Jabung di daerah ini. Lokasinya ada di sekitar Perempatan Jabung, Desa Jabung, Mlarak, Ponorogo.
Kelebihan Dawet Jabung Bu Sumini terletak pada bahan bakunya. Cendolnya dibuat dari tepung aren yang membuatnya lembut dan kenyal. Selain itu, sirup yang digunakan terbuat dari gula kelapa asli, memberikan rasa yang khas.
2. Dawet Jabung Mbak Yuna
Dawet Jabung Mbak Yuna juga sangat populer dan selalu ramai pengunjung. Usaha ini didirikan pada tahun 1978 dan masih memiliki hubungan keluarga dengan Bu Sumini. Lokasinya juga berada di sekitar Perempatan Jabung, Desa Jabung, Mlarak, Ponorogo.
Dawet Jabung Mbak Yuna memiliki ciri khas tersendiri, yaitu potongan pisang kukus yang ditambahkan untuk meningkatkan cita rasanya. Warung ini buka dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB, dan harga satu mangkoknya adalah Rp 5.000.
3. Dawet Jabung Bu Yati
Dawet Jabung Bu Yati menawarkan pengalaman yang berbeda dengan tambahan potongan buah nangka. Bu Yati sengaja menambahkan nangka untuk meningkatkan aroma dan rasa dari Dawet Jabung.
Usaha ini berdiri sejak tahun 1980 dan kini dikelola oleh anaknya. Warung ini buka dari pukul 09.00 hingga 16.00, dengan harga satu mangkok sebesar Rp 4.000. Seperti Dawet Jabung lainnya, minuman ini juga dilengkapi dengan tape ketan hitam dan sedikit garam.
Dengan keunikan dan cita rasa masing-masing, ketiga warung Dawet Jabung ini menjadi pilihan yang tepat untuk menikmati kuliner khas Ponorogo. Jangan lewatkan kesempatan untuk mencobanya!.
Nah itulah informasi singkat tentang dawet Jabung Ponorogo. Dimana kuliner ini selalu menjadi andalan masyarakat sekitar. Selain rasanya yang lezat, dawet Jabung memiliki harga murah. Yuk datang ke kota Ponorogo, dan nikmati kelezatan Dawet Jabung.