GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

Kemenkop UKM Dukung Hilirisasi Riset untuk Pertumbuhan Startup di Indonesia

Kemenkop UKM Dukung Hilirisasi Riset untuk Pertumbuhan Startup di Indonesia
Menkop UKM Teten Masduki mengisi materi sharing session di acara Startup Go Global, di Jakarta, Selasa (17/9). --Dok. Antara

Jakarta, Pewarta.co.id - Dalam upaya mempercepat pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) di Indonesia, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menekankan pentingnya hilirisasi dan komersialisasi hasil riset.

Menurutnya, hasil penelitian dari berbagai perguruan tinggi maupun proposal terbuka perlu dihubungkan dengan dunia industri agar dapat memberikan dampak signifikan dalam inovasi dan pengembangan bisnis startup.

Teten menyatakan bahwa penelitian tidak seharusnya hanya menjadi publikasi ilmiah semata, melainkan harus bisa dilanjutkan ke tahap hilirisasi, industrialisasi, dan komersialisasi.

Hal ini menjadi penting karena hanya dengan cara itulah hasil riset dapat memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi melalui sektor bisnis, terutama startup.

“Penelitian jangan hanya berhenti di publikasi ilmiah, tetapi harus bisa dihilirisasi, diindustrialisasi, dan dikomersialkan,” kata Teten di Jakarta, pada Selasa (17/9/2024).

Dalam proses hilirisasi ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dianggap memiliki peran yang sangat penting. Teten mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan BRIN untuk memastikan hasil riset akademisi dan profesional bisa langsung digunakan oleh startup.

Kolaborasi ini bertujuan agar startup dapat memanfaatkan teknologi dan inovasi terbaru untuk mengembangkan produk dan layanan yang kompetitif di pasar.

Dengan keterlibatan BRIN, diharapkan hasil penelitian dapat diaplikasikan secara langsung dalam dunia industri, khususnya bagi startup yang membutuhkan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan daya saing.

Proses ini tidak hanya akan membantu startup dalam menciptakan produk yang inovatif, tetapi juga akan mempercepat proses industrialisasi di berbagai sektor.

Selain BRIN, Teten juga menyoroti pentingnya peran inkubator dalam ekosistem startup. Inkubator ini berfungsi sebagai wadah bagi startup untuk mendapatkan pendampingan, dari tahap awal ide hingga fase komersialisasi.

Menurut Teten, inkubator yang ada di kampus maupun sektor swasta sangat penting untuk memberikan bimbingan yang komprehensif kepada startup, terutama dalam hal pengembangan bisnis dan strategi.

“Dengan adanya ekosistem yang kuat, startup Indonesia akan lebih mudah mengakses pendanaan dari venture capital global,” ujarnya.

Keberadaan inkubator dianggap dapat membantu startup menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pengembangan ide hingga mengamankan pendanaan. Hal ini penting mengingat banyak startup yang gagal di tahap awal karena kurangnya dukungan dari ekosistem yang memadai.

Selain itu, pemerintah juga mendorong agar startup tidak hanya terfokus pada sektor-sektor yang sudah jenuh, seperti e-commerce dan sistem pembayaran (payment system). Teten menginginkan diversifikasi sektor startup, terutama di bidang produksi, pendidikan, teknologi, dan pertanian. Sektor-sektor ini dinilai memiliki potensi pertumbuhan yang besar dan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

“Kami ingin mendorong diversifikasi sektor startup di sektor produksi, tidak hanya terfokus pada e-commerce dan payment system,” tegasnya.

Diversifikasi ini diharapkan dapat menciptakan startup yang lebih beragam dan inovatif, serta memberikan solusi terhadap berbagai tantangan di sektor-sektor yang penting bagi masyarakat Indonesia, seperti pendidikan dan pertanian.

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) juga telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung akselerasi startup di Indonesia. Hingga September 2024, Kemenkop UKM telah memberikan pendampingan dan akselerasi kepada 713 startup melalui program-program inkubasi. Salah satu program unggulan yang dijalankan oleh kementerian adalah Startup Go Global 2024.

Program ini melibatkan tujuh lembaga inkubator dan 11 startup yang diikutsertakan dalam kunjungan belajar ke Belanda dan Australia. Teten berharap bahwa startup yang mengikuti program ini akan memiliki wawasan global dan dapat menjadi wirausaha kelas dunia.

Dengan demikian, mereka diharapkan dapat melahirkan sumber pertumbuhan ekonomi baru dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.

Para startup yang terlibat dalam program ini diharapkan mampu bersaing di pasar internasional, sehingga tidak hanya mendukung perekonomian nasional tetapi juga menjadi bagian dari ekosistem startup global yang kompetitif.

***
Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2025, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter