Ilustrasi. Harga kencur di Lebak meroket, petani sambut baik. |
PEWARTA.CO.ID - Harga kencur di Kabupaten Lebak mengalami kenaikan signifikan, mencapai Rp25 ribu per kilogram dari harga sebelumnya yang hanya Rp15 ribu per kilogram. Kenaikan ini menjadi kabar baik bagi para petani lokal, karena berpotensi meningkatkan pendapatan mereka.
Arman (55), seorang petani dari Kecamatan Cimarga, Lebak, menyatakan bahwa kenaikan harga ini disambut dengan positif oleh para petani.
“Kami menyambut positif kenaikan harga kencur itu,” kata Arman dikutip dari Rangkasbitung via ANTARA, pada Sabtu (28/9/2024).
Menurutnya, dengan harga yang lebih tinggi, kesejahteraan ekonomi petani di daerah tersebut dipastikan meningkat.
Arman yang memiliki lahan kencur seluas satu hektare kini mampu menjual hasil panennya kepada tengkulak dengan total harga mencapai Rp25 juta. Sebelumnya, dengan harga yang lebih rendah, ia hanya bisa mendapatkan Rp13 juta.
"Kami merasa terbantu ekonomi keluarga dengan kenaikan harga kencur itu," tambahnya.
Sementara itu, Santa (55), seorang petani dari komunitas Badui, juga merasakan dampak positif dari kenaikan harga kencur ini. Santa menyatakan bahwa panen kencurnya tahun ini menghasilkan pendapatan yang cukup besar untuk keluarganya.
“Saat ini, saya menjual panen kencur sebanyak 300 kilogram dengan penghasilan total Rp7,5 juta,” ungkapnya.
Santa menambahkan, ia memanen kencur setiap tahun dengan sistem tumpang sari. Sistem ini memungkinkan petani menanam kencur bersama tanaman lain seperti sayuran dan pisang, sehingga produktivitas lahan tetap terjaga.
"Kami memanen kencur satu tahun di ladang dengan sistem tumpang sari dengan tanaman lainnya, seperti sayuran dan pisang," katanya.
Faktor kenaikan harga
Suhari (50), seorang penampung kencur di Pasar Rangkasbitung, menjelaskan bahwa lonjakan harga ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Menurutnya, harga kencur yang melonjak menjadi Rp25 ribu per kilogram disebabkan oleh beberapa faktor.
"Kenaikan harga kencur di pasaran itu karena memasuki musim kemarau dan permintaan pasar cenderung meningkat," ujarnya.
Sebagai penampung, Suhari menyebut bahwa ia menerima pasokan kencur dari petani dengan rata-rata mencapai satu ton per hari. Harga beli dari petani sebesar Rp25 juta per ton, dan kencur tersebut kemudian dijual ke pedagang pengecer yang memasok ke berbagai daerah seperti Serpong, Tangerang, dan Jakarta.
“Kami menampung kencur dari petani dengan rata-rata satu ton per hari dengan pembelian Rp25 juta dan dijual ke pedagang pengecer,” tambahnya.
Kenaikan harga kencur di Kabupaten Lebak membawa angin segar bagi para petani, khususnya di masa-masa sulit ekonomi seperti sekarang ini.
Dengan harga yang lebih tinggi, para petani tidak hanya mendapatkan keuntungan yang lebih besar, tetapi juga merasa lebih optimis terhadap masa depan pertanian kencur di wilayah mereka.