GfM7GfzpGpW0BUOlGfO8TSCiBY==

Awas! Obesitas Bisa Picu Risiko Kanker Sel Plasma

Awas! Obesitas Bisa Picu Risiko Kanker Sel Plasma
Ilustrasi. Obesitas.

PEWARTA.CO.ID - Obesitas merupakan kondisi di mana tubuh mengalami kelebihan berat badan akibat penumpukan lemak yang berlebih.

Banyak orang sudah menyadari bahwa obesitas membawa dampak buruk bagi kesehatan, namun mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa obesitas juga berperan sebagai faktor risiko untuk berbagai penyakit serius, termasuk kanker.

Salah satu jenis kanker yang ternyata berkaitan dengan obesitas adalah kanker sel plasma, atau dikenal sebagai multiple myeloma.

Hubungan obesitas dan kanker sel plasma

Kanker sel plasma, atau multiple myeloma, adalah jenis kanker darah yang menempati peringkat kedua sebagai jenis kanker darah terbanyak di Indonesia. Dalam sebuah webinar yang diadakan belum lama ini, Dr. Jeffry Beta Tenggara, SpPD-KHOM, seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik, menyampaikan bahwa obesitas berperan sebagai salah satu faktor risiko signifikan dalam perkembangan kanker ini.

“Saya selalu bilang obesitas atau kegemukan ya. Obesitas ini masalahnya banyak bukan cuma kanker saja, sakit jantung meningkat, diabetes meningkat,” ujar dr. Jeffry dalam webinar Multiple Myeloma Awareness.

Pernyataan ini menegaskan bahwa obesitas tidak hanya berisiko terhadap penyakit seperti jantung dan diabetes, tetapi juga berpotensi besar memicu kanker.

Obesitas ternyata menjadi faktor risiko yang bisa dihindari dengan langkah-langkah yang relatif sederhana. “Ternyata (masuk) faktor risiko dalam hidup yang dapat dirubah untuk menurunkan kejadian kanker paling gampang itu adalah obesitas,” tambah dr. Jeffry.

Faktor risiko lain dalam kanker sel plasma

Selain obesitas, ada beberapa faktor lain yang diketahui meningkatkan risiko terjadinya kanker sel plasma. Salah satunya adalah paparan bahan kimia berbahaya. Zat-zat seperti asbes, benzena, pestisida, dan herbisida sering kali terkait dengan peningkatan risiko kanker ini. Faktor lingkungan dan paparan bahan-bahan kimia ini merupakan ancaman yang sering kali tidak disadari oleh masyarakat.

Faktor keturunan juga dianggap berpotensi mempengaruhi risiko terkena kanker sel plasma, meskipun hingga saat ini belum ada panel genetik yang secara spesifik mampu mendeteksi penurunan kanker ini dari satu generasi ke generasi lainnya.

“Myeloma ini belum punya panel genetik yang bisa untuk melihat faktor keturunan, kemudian ada paparan elemen asbes, benzena, pestisida, herbisida ini ya selalu meningkatkan resiko,” jelas dia.

Risiko yang meningkat seiring bertambahnya usia

Bertambahnya usia juga menjadi salah satu faktor risiko utama dalam perkembangan kanker sel plasma. Secara umum, penyakit ini lebih sering ditemukan pada individu berusia di atas 60 tahun.

Namun, dr. Jeffry mengungkapkan bahwa kasus multiple myeloma pada usia yang lebih muda juga semakin sering ditemukan. Ia menjelaskan bahwa sulitnya diagnosis dini menyebabkan penyakit ini jarang terdeteksi pada usia yang lebih muda.

“Umumnya juga terjadi pada usia di atas 60 tahun, tapi saya sudah mulai banyak ketemu multiple myeloma yang usianya 40 tahunan,” jelas dr. Jeffry.

“Artinya tidak selalu di atas 60 tahun, dulunya itu dianggap hanya di atas usia 60 tahun, tapi sekarang usia baru 40 tahun pun mulai terdeteksi,” tambahnya.

Pernyataan ini menekankan bahwa kanker sel plasma tidak lagi hanya menyerang lansia, tetapi mulai mempengaruhi kelompok usia yang lebih muda. Hal ini menunjukkan pentingnya kewaspadaan terhadap faktor-faktor risiko yang ada, serta pentingnya deteksi dini.

Langkah pencegahan melalui gaya hidup sehat

Seperti yang diungkapkan dr. Jeffry, obesitas merupakan faktor risiko yang bisa dicegah. Oleh karena itu, menjaga berat badan ideal melalui pola makan yang sehat dan olahraga rutin adalah langkah pencegahan utama yang dapat diambil.

Senada dengan penelitian tersebut, sebuah jurnal yang diunggah pada laman pcpafisorong.org juga menyebutkan, bahwa menjaga gaya hidup sehat ini tidak hanya akan mengurangi risiko obesitas, tetapi juga membantu mengurangi risiko penyakit-penyakit kronis lainnya, termasuk kanker.

Dengan demikian, penting bagi setiap individu untuk mulai memperhatikan kesehatan tubuh, terutama dalam hal mengelola berat badan. Deteksi dini melalui pemeriksaan kesehatan rutin juga dapat membantu mengidentifikasi kanker pada tahap awal, yang pada gilirannya akan meningkatkan peluang kesembuhan.

Kanker sel plasma memang merupakan penyakit serius yang membutuhkan perhatian, namun melalui edukasi yang tepat dan gaya hidup yang sehat, risiko terkena kanker ini dapat diminimalisir. Jangan remehkan obesitas, karena ini bukan hanya masalah penampilan, melainkan masalah kesehatan yang bisa berdampak fatal jika tidak segera ditangani.

Advertisement
Advertisement
Dapatkan berita Indonesia terkini viral 2024, trending, serta terpopuler hari ini dari media online Pewarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter

close