Seberapa Bahaya Risiko Makanan Pedas Bagi Kesehatan? Hobi Makan Pedes Harus BACA INI!
Ilustrasi. Ekspresi kepedasan. |
PEWARTA.CO.ID - Bagi sebagian orang, mengonsumsi makanan pedas memang nikmat. Namun sensasi yang dirasakan terkadang harus diiringi dengan risiko yang mengintai, seperti sakit perut, diare, dan masalah pencernaan lainnya.
Masalah kesehatan harus menjadi perhatian bagi yang gemar mengonsumsi makanan pedas. Sehingga tak bisa dianggap sepele, apalagi yang terlalu sering makan pedas dalam jangka waktu berdekatan.
Viral di media sosial, seorang pengguna TikTok membagikan kisahnya tentang perjuangan melawan masalah pencernaan akibat konsumsi makanan pedas secara berlebihan.
Berbagai jenis makanan pedas, mulai dari bakso hingga seblak, menjadi menu sehari-harinya. Sayangnya, kebiasaan itu berujung pada perawatan intensif di rumah sakit.
Lalu, seberapa bahaya makanan pedas bagi kesehatan?
Dokter Dicky Budiman, seorang Epidemiolog dan Peneliti Indonesia, memberikan penjelasan ilmiah mengenai dampak konsumsi cabai, sumber utama rasa pedas.
"Secara umum, capsaicin yang terkandung dalam cabai justru dapat menghambat produksi asam lambung," ujar dr. Dicky dikutip dari MNC Portal.
Temuan ini seolah bertentangan dengan anggapan umum bahwa makanan pedas memicu masalah lambung.
Namun, dr. Dicky juga mengingatkan bahwa riset lain menunjukkan hasil yang berbeda. Individu dengan gangguan pencernaan seperti dispepsia atau irritable bowel syndrome cenderung mengalami masalah jika mengonsumsi makanan pedas.
"Jadi, pada orang sehat, makanan pedas justru memberikan manfaat. Namun, bagi mereka yang memiliki masalah lambung, sebaiknya dihindari," jelasnya.
Frekuensi konsumsi juga menjadi faktor penting. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan pedas lebih dari 10 kali dalam seminggu dapat meningkatkan risiko masalah pencernaan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat gangguan pencernaan.
Lebih lanjut, dr. Dicky menjelaskan, kasus-kasus seperti yang dialami oleh pengguna TikTok tersebut sering terjadi, terutama pada wanita.
Kondisi ini bukan semata-mata disebabkan oleh makanan pedas, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti pola makan secara keseluruhan dan kondisi kesehatan umum.
"Makanan pedas bisa menjadi pemicu komplikasi pada kondisi yang sudah ada sebelumnya," tutupnya.
Konsumsi makanan pedas memang memberikan kenikmatan tersendiri. Namun, kita perlu bijak dalam mengonsumsinya.
Bagi orang sehat, makanan pedas dalam jumlah yang wajar tidak menimbulkan masalah. Namun, bagi mereka yang memiliki masalah pencernaan atau mengonsumsinya secara berlebihan, risiko masalah kesehatan akan meningkat.
Penting untuk diingat, setiap individu memiliki kondisi tubuh yang berbeda. Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki kekhawatiran terkait konsumsi makanan pedas.
"Berdasarkan riset (capsaicin) dapat menghambat produksi asam lambung, artinya secara riset begitu, jadi tidak mentrigger ulkus di lambung justru menghambat risiko asam lambung," ujar dr. Dicky.
"Artinya pada orang sehat (makan pedas) tidak terlalu masalah justru punya manfaat. Tapi orang dengan masalah lambung ini akan jadi masalah," jelasnya.
Jadi, mulailah bijak memilih makanan agar tidak mengganggu kesehatan pencernaan, apalagi yang memiliki riwayat sakit lambung.
Alih-alih bisa merasakan nikmatnya makanan, jika dampak negatifnya menyerang kesehatan pencernaan, maka tak ada pilihan lain selain mengurangi intensitas memakan makanan pedas mulai sekarang, sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.