Penangkapan Pavel Durov di Prancis: Dugaan Pelanggaran dan Penyalahgunaan Platform
Pavel Durov (Dok. Ist) |
PEWARTA.CO.ID - Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, ditangkap oleh polisi Prancis di bandara dekat Paris atas dugaan pelanggaran aplikasi perpesanannya.
Menurut AFP pada Minggu (25/8/2024), Durov ditangkap di Bandara Le Bourget, utara Paris, setelah tiba dari Baku, Azerbaijan.
OFMIN Prancis, sebuah badan yang mencegah kekerasan terhadap anak di bawah umur, mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Durov.
Penyelidikan awal menunjukkan adanya dugaan pelanggaran seperti penipuan, perdagangan narkoba, perundungan siber, kejahatan terorganisasi, dan promosi terorisme.
Durov dituduh tidak mengendalikan penyalahgunaan platformnya untuk kegiatan kriminal. Penyidik mengungkapkan kekagetan karena Durov datang ke Paris meski dia tahu dirinya adalah buronan.
"Sudah cukup impunitas Telegram," kata salah satu penyidik
Telegram memungkinkan grup hingga 200.000 anggota, yang dikritik karena memudahkan penyebaran informasi palsu, konten neo-Nazi, pedofilia, konspirasi, dan terorisme.
Sebagai tanggapan, Telegram menerapkan batasan penerusan pesan global pada 2019 setelah dituduh memicu penyebaran informasi palsu di India yang mengarah pada hukuman gantung.