 |
| Contoh blue screen of death (BDOD) pada windows (Dok. Ist) |
Pewarta.co.id CEO Crowdstrike, George Kurtz, menjelaskan tentang masalah yang menyebabkan blue screen of death (BSOD) secara massal pada pengguna Microsoft Windows.
Menurutnya, masalah ini disebabkan oleh konten pembaruan yang cacat yang sudah terlanjur diinstal oleh pengguna. Ia menegaskan bahwa insiden ini bukan merupakan serangan siber.
"Crowdstrike sedang berusaha memperbaiki konsumen yang terdampak dari kecacatan yang muncul dalam pembaruan konten tunggal untuk Windows," kata Kurtz,
Kurtz juga menjelaskan bahwa sistem Mac dan Linux tidak terpengaruh oleh masalah ini.
Ia memastikan bahwa masalah tersebut sudah teridentifikasi, diisolasi, dan perbaikannya sedang disebarkan kepada pelanggan Crowdstrike.
"Masalahnya sudah diidentifikasi, diisolasi, dan perbaikannya sudah disebar," jelas Kurtz
Sebelumnya, banyak pengguna PC berbasis Windows mengeluhkan masalah ini di platform Reddit dan X.
Pengguna yang terkena dampak berasal dari berbagai negara, seperti India, Jepang, Kanada, dan Australia.
Dugaan awal menyatakan bahwa masalah ini terkait dengan Crowdstrike, yang merupakan perusahaan penyedia solusi keamanan siber.
Menurut laporan Reuters pada Jumat, 19 Juli 2024, masalah ini berdampak pada berbagai perusahaan di Australia, termasuk media massa, bank, maskapai penerbangan, dan perusahaan telekomunikasi.
Juru bicara National Cyber Security Coordinator, Michele McGuinness, juga mengkonfirmasi bahwa masalah ini disebabkan oleh masalah teknis dari perusahaan pihak ketiga yang digunakan oleh banyak perusahaan.
"Saya menyadari adanya masalah yang berdampak pada sejumlah perusahaan dan layanan di Australia siang ini," tulis McGuinness dalam postingannya di X.
"Informasi yang ada saat ini adalah masalahnya disebabkan masalah teknis dengan perusahaan pihak ketiga yang jasanya dipakai oleh perusahaan-perusahaan tersebut," tambahnya
Masalah teknis ini menyebabkan komputer berbasis Windows tiba-tiba restart dan menampilkan pesan BSOD.
