 |
| KIP Kuliah (Dok. Ist) |
Pewarta.co.id - Dana beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah kadang-kadang butuh waktu lama untuk dicairkan.
Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek, Muni Ika mengatakan hal itu disebabkan beberapa faktor.
"Tahun 2023, masih banyak perguruan tinggi yang belum melakukan pendataan mahasiswanya di PDDikti (Pangkala Data Pendidikan Tinggi) sehingga saat pengajuan pencairan KIP Kuliah, data mahasiswanya tidak ada sehingga tidak bisa dicairkan, "kata Muni, dilansir dari laman Puslapdik Kemendikbudristek, Rabu (6/3)
Salah satunya adalah masih banyak perguruan tinggi yang belum mendaftarkan data mahasiswanya di Pangkala Data Pendidikan Tinggi (PDDikti).
Oleh karena itu, ketika pengajuan pencairan KIP Kuliah, data mahasiswanya tidak ada sehingga dana tidak bisa dicairkan.
Ia juga mengatakan ada beberapa penyebab dana KIP Kuliah terlambat cair, seperti kampus tidak membuat kertas kerja perhitungan rataan biaya pendidikan sebelum penetapan penerima KIP Kuliah dan tidak terakreditasinya program studi.
Untuk mempercepat pencairan dana KIP Kuliah, operator kampus harus melakukan koordinasi aktif dengan mahasiswa setiap awal semester untuk memastikan pemadanan data antara data mahasiswa penerima KIP Kuliah dengan data di PDDikti.
Langkah terakhir adalah pantau pencairan secara berkala melalui SIM KIP Kuliah.
"Langkah terakhir, pantau pencairan secara berkala melalui SIM KIP Kuliah, "ujar Sony Hartono Wijaya, Tim Teknis KIP Kuliah, Puslapdik Kemendikbudristek.
Ketua Tim Kerja Beasiswa Pendidikan Tinggi (BPT) Puslapdik, Septien Prima Diassari mengatakan pencairan KIP Kuliah yang telah berhasil dilakukan pada 2023 semester gasal hingga semester genap 2024 telah mencapai Rp 930 miliar.
Proses pemenuhan Rencana Pencairan Dana dari sebanyak Rp 4,6 triliun, sudah terealisasi Rp 1,6 triliun.
"Pemadanan data mahasiswa pada Semester Gasal Tahun 2023 lalu bisa dikatakan berhasil dan kini dilanjutkan di Semester Genap Tahun 2024, hasilnya, sampai Februari 2024 sudah cair KIP Kuliah sebanyak Rp 930 miliar dan kini, proses pemenuhan Rencana Pencairan Dana dari sebanyak Rp 4,6 triliun, sudah terealisasi Rp 1,6 triliun," ujarnya.