Rizki Kurniawan/Quter, pendiri arena gantangan Barometer Beji, Kota Batu. |
PEWARTA.CO.ID - Siapa sangka jika hobi memelihara burung berkicau bisa menjadikan sosok Rizki Kurniawan, pemuda asal Kota Batu, Jawa Timur, bisa mendapatkan keuntungan besar.
Bahkan, pemuda yang akrab disapa Quter ini mengaku pernah merasakan cuan dengan rekor tertinggi mencapai Rp 100 juta pada tahun 2020 lalu.
Berbekal pengalaman sering mengikuti event membuatnya bernyali tinggi untuk mencoba level perlombaan skala nasional.
Saat itu, dirinya yang memang memiliki keseharian beternak burung berkicau hanya sebatas menyalurkan hobi untuk mengikuti kejuaraan kicau mania bertajuk Piala Raja di Yogyakarta.
Burung jenis Lovebird yang ia ikutkan lantas mendapat predikat juara. Tak ayal burung tersebut menjadi incaran banyak penghobi burung. Hingga pada akhirnya ada seseorang yang berani membelinya dengan harga cukup tinggi.
Di samping itu, burung jenis Lovebird memang sedang hits pada tahun-tahun pandemi tersebut. Sebelum akhirnya tren jenis burung ini menurun dan kini ia beralih ke jenis Murai Batu.
"Kesukaan saya di Lovebird dan Murai Batu. (Cuma) dulu di tahun 2020 itu memang lagi booming di jenis burung Lovebird. Setelah saya jual burung itu laku Rp 100 juta, jangkau waktu satu tahun setelah adanya Covid, harga burung anjlok, ga ada kontes, saya kembali lagi untuk Murai Batu," kata dia.
"Setelah pandemi, ternyata kelas Lovebird sudah tidak ada kontes, akhirnya saya mengeluarkan Murai Batu ternyata di situ trennya lagi naik, akhirnya jadi bisnis," imbuhnya.
Momen Quter bersama piala yang ia dapatkan usai menjuarai kontes burung kicau. |
Mengetahui keuntungan besar yang bisa ia dapatkan dari bisnis burung Murai Batu, maka dari sekadar memelihara burung kini ia pun mulai fokus ke bisnis jual beli dengan melahirkan lebih banyak burung andalan yang siap dikonteskan.
Saat berbincang dengan wartawan media ini, ia pun membocorkan kiat sukses bagi penghobi burung berkicau apapun jenisnya jika ingin merasakan nikmatnya cuan dari hobi ini.
Ia menjelaskan cara memberikan perawatan khusus agar burung bisa layak mengikuti kontes sehingga berpotensi menjadi juara, berikut kiat yang ia berikan:
- Pastikan pemilik mengenali karakteristik burung peliharaannya, seperti menyetting bagaimana birahi dan mastering irama lagu dari kicauan yang dihasilkan.
- Berikan perhatian lebih saat perawatan di luar momentum kontes. Jangan sampai perawatan ekstra hanya diberikan saat hendak mengikuti perlombaan saja, tetapi harus dirawat secara berkala di luar event agar burung dapat memiliki skill mumpuni.
Dijelaskan lebih lanjut, burung yang sudah pernah mengikuti kontes, terlebih mendapat predikat juara, maka harga jualnya bisa meningkat tiga kali lipat.
Selain itu, jika penjualan dilakukan pada waktu yang tepat, maka keuntungan bisa mencapai minimal 2 sampai 3 juta rupiah dari harga awal pembelian. Tentu saja semua tergantung pola perawatan si pemilik.
"Pas lagi laris-larisnya keuntungan bisa lebih dari 50 persen, (atau) bisa di angka Rp 2-3 juta dari untung kotor kita. Katakanlah saya beli bahan gacoan nilainya Rp 2,5 juta, belum genap satu bulan kita ikutkan kontes lakunya Rp 5 juta," jelas Quter.
Dengan pengalaman yang dimiliki itu, kini Quter mulai fokus pada pengembangan bisnis, bahkan merambah di bidang event organizer (EO) yang rutin menggelar kejuaraan, festival, dan pameran burung berkicau dengan branding Barometer Bird Club (BBC).
"Saya sementara ini tidak mengikuti komunitas, karena saya sudah terjun di EO Barometer Bird Club. Di situ saya tidak boleh mengikuti komunitas (Fokus menjadi penyelenggara/fasilitator bagi komunitas lain -red)," tegasnya.
Quter juga tak segan membagikan tips agar penghobi burung pemula bisa meniru pola yang ia lakukan sejak awal hingga menjadi seorang yang mahir di bidang kicau mania.
Pertama, pastikan memilih bahan gacoan dengan mempertimbangkan apakah burung tersebut memiliki prospek atau tidak.
Proses pemilihan itu tidak bisa hanya dengan memiliki satu atau dua ekor burung saja, tetapi buat perbandingan antarpeliharaan sehingga pemilik dapat menilai mana yang terbaik untuk diikutkan kontes.
Kedua, pilih burung andalan untuk diikutkan kontes. Meski tak menjamin akan langsung juara, tetapi pemilik bisa menyempurnakan kinerja burung dengan melihat titik kekurangan dari si burung pasca mendapatkan penilaian juri.
Ketiga, ia juga menyarankan pemilik burung untuk tak segan melihat pola yang dilakukan kompetitor dengan mencari titik kesamaan karakter burung dengan yang dimilikinya. Kompetitor bisa menjadi parameter untuk mengukur keahlian burung, terlebih menilik burung yang menjadi juara.
Namun, ia juga dapat memaklumi bagi pemula pasti memiliki masalah berupa ketidakpercayaan diri untuk mengikuti kontes. Karenanya, menurut dia, diperlukan aksi nekad untuk memberanikan diri ikut dalam sebuah kejuaraan atau sekadar unjuk diri pada sesi latihan bersama.
Dengan begitu, kepercayaan diri dan mental penghobi akan terasah dengan sendirinya. Bahkan, lambat laun akan semakin ketagihan untuk tampil pada berbagai ajang kicau mania.
Bukan hanya kepercayaan diri, tetapi skill merawat burung juga akan meningkat karena pengalaman mengikuti kontes dan mempelajari pola dari kompetitor.
Terakhir, jangan ragu untuk meniru trik yang dilakukan pemilik burung juara, karena hal itu sudah pasti sesuai standar penilaian juri.
Di akhir sesi obrolan dengan jurnalis Pewarta.co.id, Quter juga membocorkan aspek penilaian yang menjadi fokus juri dalam memberikan predikat terbaik bagi burung yang dikonteskan, meliputi:
- Irama lagu: seberapa banyak suara yang dapat ditirukan si burung
- Power dan volume kicauan burung: semakin kencang dan bervariasi kicauan yang dikeluarkan maka semakin tinggi nilai yang didapatkan
- Durasi kerja burung: Waktu kicauan burung sejak menit awal, pertengahan, sampai akhir masa penjurian. Juri juga memiliki satu menit akhir untuk melakukan perbandingan antarkandidat yang nantinya terpilih untuk menduduki peringkat 1, 2, dan 3.
Sebagai informasi tambahan, berdasarkan pengalaman, Quter menyebut dari sekian banyak jenis burung, saat ini yang paling tren dan hits adalah jenis Kucica Hutan atau yang lebih dikenal dengan nama Murai Batu. Sehingga sangat disarankan untuk mulai merawat jenis ini agar cepat bisa berbaur dengan kelas yang paling umum dijumpai saat mengikuti kejuaraan.
Sementara bagi yang ingin mengenal lebih dekat dengannya, atau berminat bergabung dengan sesama penghobi burung kicau lainnya, Quter mempersilakan bagi siapapun untuk datang ke arena yang ia beri nama Gantangan Barometer Beji yang berlokasi di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.