Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiri kegiatan silaturahmi tokoh masyarakat di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (28/1). |
PEWARTA, POLITIK - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengajak para ulama dan tokoh masyarakat untuk menjaga kebersamaan di tahun politik 2024.
Hal ini ia sampaikan saat menghadiri acara silaturahmi tokoh masyarakat di Pondok Pesantren Roudlotul Ma’rifat, Lumajang, Jawa Timur, pada Minggu (28/1/2023).
"Ulama dan tokoh masyarakat harus berada di tempat dan posisi yang pas ketika berpolitik. Ini agar tidak membingungkan ummat," kata SBY.
Pernyataan SBY ini menjawab pertanyaan salah satu tokoh agama yang juga ulama Lumajang Sofi Abdullah yang mengaku prihatin dengan perpecahan antartokoh agama di tahun politik saat ini.
"Kenapa pada saat Bapak SBY jadi Presiden, para ulama, habaib, dan kiai bersatu padu. Akan tetapi kenapa akhir-akhir ini para ulama, para habaib dan kiai terpecah belah," tanya Kiai Sofi.
SBY berpendapat, para ulama dan tokoh agama sama-sama memiliki hak politik, tetapi harus saling menghargai perbedaan satu sama lain.
"Seperti dalam pemilu saat ini para ulama punya hak politik yang bisa memilih, bisa dipilih ataupun peran yang lain sebagai Warga Negara Indonesia. Namun, menurut saya tidak harus beda pandangan, tidak harus berselisih. Apalagi berjarak. Kasihan ummat," jawab SBY.
SBY berharap para ulama dan tokoh agama bisa tetap merajut kebersamaan untuk Indonesia yang damai.
"Dari Ponpes Roudlatul Ma’rifat Lumajang, saya berharap (ulama dan para tokoh agama) tetap bisa dirajut kedekatan kebersamaan, persahabatan, sebagai sesama pemimpin ummat," lanjutnya.
SBY meminta agar para tokoh ummat ini bisa memisahkan mana kewajiban sebagai warga negara, untuk menyukseskan pemilihan umum, untuk berada di dunia politik. Dan, mana peran para ulama sebagai pemimpin ummat.
"Menurut saya bisa, asalkan pas, tidak melebihi batas ketika berpolitik menjalankan amanahnya sebagai warga negara," tambahnya.
SBY mengingatkan bahwa Pemilu hanya 1 kali dalam 5 tahun.
"Itupun hanya 3 bulan. Selebihnya 4 tahun lebih jalankan tugas sebagai warga negara atau sebagai aparat," tuturnya.
Indonesia adalah negara majemuk oleh karenanya SBY selalu menjaga hubungan baik dengan tokoh-tokoh agama manapun.
"Alhamdulillah hubungan kami selalu baik dan saling menghormati, sampai saat ini," katanya.
Selain pertanyaan dari para ulama dan tokoh agama, dalam acara yang dikemas dengan tanya jawab, SBY juga mendapatkan pertanyaan dari sejumlah perwakilan masyarakat yaitu dari para pelaku UMKM, para petani, dan sejumlah purnawirawan TNI.
Masalah pupuk, kemudahan mendapatkan modal, dan pendidikan murah bagi anak purnawirawan menjadi pesan untuk diperjuangkan.
"Saya berpesan kepada yang akan menjadi presiden nanti, utamakan dulu kesejahteraan rakyat, baru yang lainnya. Agar daya beli masyarakat baik, ekonomi jalan," tukasnya.
Sementara itu, KH Ahmad Umar Faruq dalam sambutannya mengaku bahagia Pondok Pesantrennya didatangi oleh SBY.
"Kami bangga, dan mendoakan semoga Pak SBY Bapak kita selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT," seru Gus Mamat, sapaan akrabnya.
Hadir dalam acara tersebut sejumlah ulama dan tokoh masyarakat, Caleg DPR RI Dapil Lumajang-Jember Renanda Bachtar, sekretaris DPD Partai Demokrat Reno Zulkarnaen.
Usai mengikuti acara itu, SBY langsung meneruskan agendanya ke Jember, Banyuwangi, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, dan Kota Malang.