Ikatan Keluarga Gunungkidul Gelar Rapat Anggota Tahunan 2023, Usung Tema Akuntabilitas dan Transparansi
RAT IKG 2023 digelar di Dirgantara Ballroom, kantor Wali Kota Jaksel, Minggu (14/1). |
PEWARTA, SOSBUD - Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2023 di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, pada Minggu (14/1/2024).
Pada RAT IKG tahun ini mengusung tema "Kita wujudkan akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan program dan kegiatan IKG".
RAT IKG 2023 ini dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti Ketua Umum (Ketum) IKG Eddy Sukirman beserta Dewan IKG dan Jajaran Badan Pelaksana Harian (BPH) IKG yang terdiri dari Ketua 1,2,3,4, dan 5 juga Bendahara Umum IKG. Kemudian perwakilan dari pengurus 18 Kapanewon IKG juga 8 Korwil IKG se-Jabodetabek.
Ketua Panitia Pelaksana Rapat Anggota Tahunan IKG tahun 2023, Yohanes Saman, mengatakan RAT IKG dihadiri sekitar 160 peserta yang berasal 26 kapanewon terdiri dari18 kapanewon ditambah 8 IKG Wilayah. Setiap kapanewon dan Wilayah diwakili oleh 4 orang yakni Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Humas.
"Dalam forum ini kita juga akan merencanakan program-program kerja untuk tahun 2024. Serta rancangan anggaran belanja organisasi," kata Yohanes dalam pernyataan resmi yang diterima Pewarta.co.id.
Sehari sebelum kegiatan RAT IKG digelar, telah berlangsung pula Pengukuhan Kepengurusan IKG Wilayah Jakarta Selatan.
Acara itu turut dihadiri Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin yang didampingi Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Administrasi Jakarta Selatan Essie Feransie Munjirin, Kepala Suku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jakarta Selatan Dirhamul Nugraha, serta perwakilan dari Bupati Gunungkidul yakni Kepala Dinas Penanam Modal Perizinan Gunungkidul Agung Danarto.
Ketum IKG Eddy Sukirman menuturkan, BPH IKG menyampaikan ragam capaian program selama 2023, serta program yang masih dalam progres penyelesaian.
Selama 2023, kata dia, untuk menunjang operasional organisasi IKG didapatkan dari pengurus, anggota, sponsor juga pemerintah daerah dalam hal ini Badan Penghubung Daerah (Banhubda) DIY.
Lebih lanjut Eddy menjelaskan, kebanyakan dari dana yang keluar selama 2023 terbagi untuk beberapa hal, di antaranya kegiatan sosial dan budaya, seperti bantuan untuk bencana gempa dan banjir di Cianjur dan Gunungkidul.
Selain itu juga dialokasikan untuk pemberian bantuan pemenuhan air bersih di Gunungkidul saat terjadinya kekeringan.
Kemudian dana tersebut juga dipakai untuk pengembangan UMKM IKG melalui Bazar saat ramadhan menjelang lebaran.
Eddy juga menambahkan, IKG saat ini memiliki total aset sebesar Rp 20,5 Miliar yang terdiri dari Tanah Omah IKG di Gunungsindur, Bangunan Rumah Limasan, Tanah Yayasan Budi Harapan, Bangunan Sekolah, Kantor, Siswa dan Pendidik.
Saat ini Yayasan Budi Harapan memiliki 255 siswa dan staf pengajar sebanyak 40 orang. Ini di luar bidang bisnis IKG seperti Koperasi Jasa IKG dan Travel IKG.
"IKG saat ini sedang membangun Omah Budaya IKG di Gunungsindur, Jawa Barat, khususnya untuk Joglo. Sebagai Ketua Umum yang akan selesai di tahun 2025, saya berharap Omah Budaya IKG dapat kita realisasikan di tahun 2025 untuk kemudian dapat dimanfaatkan oleh warga Gunungkidul di Jabodetabek. Selain itu khusus untuk Yayasan Budi Harapan akan membuka sekolah tingkat SMK, dan tidak lupa saat ini IKG juga memiliki Koperasi Jasa dan Travel IKG, tentu harapan saya adalah dukungan dari semua pihak khususnya warga IKG," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Humas IKG Tarsih Ekaputra mengatakan, sebagai organisasi yang besar dan diketahui serta didukung oleh pemerintah daerah baik Provinsi DIY maupun Kabupaten Gunungkidul, baik secara material maupun spiritual, tentu warga Gunungkidul di perantauan yang berserikat melalui IKG memiliki tanggungjawab mulia, selain bersama memajukan IKG, juga bagaimana warga IKG di Jabodetabek ini tampil sebagai duta daerah untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan ragam kebaikan DIY dan Gunungkidul. Wisata, Kuloner, Potensi Daerah, Investasi dan lainnya.
"Kita semua warga Jogja dan khususnya warga Gunungkidul di Jabodetabek yang berhimpun dalam IKG ini adalah humas untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan secara khusus Gunungkidul. Ini tugas mulia, dan melalui kesepahaman ini tentu tak hanya akan makin menguatkan kebanggaan dan kecintaan kita pada DIY dan khususnya Gunungkidul," jelasnya.
Sebagai informasi, Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) berdiri pada 12 Desember 1970 berkedudukan di Jakarta dan memiliki fungsi sebagai tempat bernaung warga Gunungkidul di perantauan.
Dalam usianya kini lebih dari 50 tahun, IKG telah banyak melakukan berbagai program kerja, antara lain konsolidasi organisasi, pemberdayaan anggota, bakti sosial, menjalin komunikasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul dan Pemerintah Provinsi DIY, serta kegiatan lain yang bermanfaat untuk anggota.